Serangan PSI ke Partai Nasionalis Dinilai Bisa Ganggu Elektabilitas Jokowi

Hendri menganggap sebenarnya strategi dan tujuan PSI itu bagus. Cuma, isu yang dibawa PSI kurang mengena.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Mar 2019, 23:46 WIB
Ketua umum PSI, Grace Natalie saat menggelar konferensi pers di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (1/6). Sebelumnya pada 23 April 2018, PSI memasang iklan alternatif cawapres dan Kabinet Jokowi 2019-2024 di sebuah koran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Hendri B Satrio menilai apa yang dilakukan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyerang partai nasionalis dapat mengganggu elektabilitas calon petahana Joko Widodo atau Jokowi.

Karena, Ketua Umum PSI Grace Natalie menyinggung banyak partai yang mengaku nasionalis tapi justru mendukung peraturan daerah (Perda) syariah yang diskriminatif.

“Apakah akan mengganggu Jokowi? Ya bisa saja, tapi yang banyak komentar partai koalisi Jokowi sendiri kan,” kata Hendri kepada wartawan, Rabu (13/3/2019).

Menurut dia, apa yang dilakukan PSI dengan mengkritisi partai nasionalis termasuk partai koalisi Jokowi itu sebetulnya untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitas serta mendorong sebagai partai pembeda.

Meskipun, Hendri menganggap sebenarnya strategi dan tujuan PSI itu bagus. Cuma, isu yang dibawa PSI soal kesetaraan dimana isu tersebut dari hasil survei bukan menjadi permasalahan pokok yang diperhatikan masyarakat Indonesia.

Akan tetapi, saat ini permasalahan pokoknya adalah ekonomi dan lapangan pekerjaan. Harusnya, PSI berani masuk ke ranah isu premier ekonomi yakni bagaimana cara mengentaskan kemiskinan dan partai ini membuka lapangan kerja lebih banyak.

Memang, kata Hendri, isu ekonomi ini terdengar lebih eksekutif. Namun, PSI yang mengusung kadernya sebagai calon anggota legislatif tentu harus memperbaiki apa yang menjadi masalah dalam ekonomi.

“Kenapa sih lebih fokus permasalahan di Medan itu dan bangga sekali? Kenapa tidak bahas Tolikara misalnya. Menurut saya, lebih tepat dilaksanakan karena akhirnya orang-orang akan terfokus apa yang disampaikan PSI ternyata bolongnya banyak,” ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Miliki Dua Kepentingan

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (FOTO: Liputan6.com/Istimewa)

Di samping itu, Hendri mengatakan pemilu serentak 2019 memang semua partai politik memiliki dua kepentingan yakni bagaimana meloloskan wakilnya di DPR dengan ambang batas 4 persen termasuk meloloskan wakilnya ke DPRD dan meloloskan presiden yang diusung yakni Jokowi-Ma’ruf Amin.

“PSI mau tidak mau harus konsentrasi untuk menyelamatkan partai lolos ke parlemen dari 4 persen ambang batas. Makanya apa yang dilakukan kemarin itu, dia sangat individualis, dia berjuang sendiri untuk partainya. Ingin publik tahu PSI beda, tapi pakai cara omong kasar ke parpol lain,” tandasnya.

Sebelumnya, pidato Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Grace Natalie dalam acara Festival 11 di Medan, Senin 11 Maret 2019 menyerang sikap partai yang berlabel nasionalis di Indonesia.

Dalam pidatonya, Grace menyinggung banyak partai yang mengaku nasionalis namun justru mendukung peraturan daerah (Perda) syariah yang diskriminatif.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya