Dikritik Soal Liga Champions, Pelatih Juventus Membela Diri

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri menilai timnya terlalu terbebani dengan obsesi memenangkan Liga Champions.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 09 Mar 2019, 21:30 WIB
Massimiliano Allegri (doc. Juventus)

Liputan6.com, Turin - Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri menilai timnya terlalu terbebani dengan obsesi memenangkan Liga Champions. Padahal, obsesi tersebut berdampak buruk bagi Juventus.

"Saya pikir ekspektasinya sudah terlampau tinggi dan telah menjadi obsesi. Bermain di Liga Champions seharusnya menjadi hal menyenangkan dan kegembiraan," kata Allegri seperti dilansir Sportskeeda.

Juventus terakhir kali menjuarai Liga Champions pada 1996/97. Sejak saat itu, Bianconeri tercatat tiga kali melaju ke final, namun selalu gagal.

Di masa kepelatihan Allegri, Leonardo Bonucci dua kali melesat ke final Liga Champions. Dalam dua kesempatan itu, Juventus dikalahkan Barcelona dan Real Madrid.

Di musim ini, Juventus kembali dibebani hal yang sama. Apalagi, mereka sudah mendatangkan Cristiano Ronaldo.

Sayangnya, peluang Juventus untuk juara menipis setelah kalah 0-2 dari Atletico Madrid pada leg pertama babak 16 besar. Juventus harus menang minimal 3-0 pada leg kedua di markas sendiri jika ingin lolos.

"Dalam periode saya, kami selalu mencapai 16 besar, mencapai final dua kali dan disingkirkan oleh tim yang akhirnya juara," kata Allegri.

 

2 dari 3 halaman

Masih Ada Trofi Lain

Juventus. (AFP/Miguel Medina)

Lebih lanjut, Allegri mengatakan, publik seharusnya melihat capaian Juventus di luar Liga Champions. Ia menilai, Juventus telah sangat fantastis di kompetisi domestik.

"Benar bahwa setiap cerita ada akhirnya. Tetapi kami sedang menuju untuk juara Liga Italia delapan kali beruntun dan telah memenangkan Piala Super Italia," ujar Allegri.

3 dari 3 halaman

Klasemen Liga Italia

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya