IFC: Bangunan Berkonsep Green Building Bikin Hemat Energi hingga 20 Persen

International Finance Corporation (IFC) bekerja sama dengan beberapa pengembang mulai memperkenalkan program Green Building.

oleh Athika Rahma diperbarui 13 Feb 2019, 15:15 WIB
Lansekap gedung bertingkat terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (16/9). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mewajibkan semua gedung di Ibu Kota untuk menerapkan bangunan gedung hijau (green building). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - International Finance Corporation (IFC) bekerja sama dengan beberapa pengembang mulai memperkenalkan program Green Building dalam acara Media Sharing Green Buildings in Indonesia: Maximizing Building Resources Efficiency pada Selasa (13/2/2019).

Program ini merupakan salah satu wujud komitmen IFC untuk mendukung investasi yang lebih besar di bangunan-bangunan hijau atau bangunan yang ramah lingkungan.

Acara media sharing yang diselenggarakan di kantor IFC, Rabu pekan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu IFC Green Building Leader Sandra Pranoto dan Perwakilan dari Asia Green Real Estate, Alex Buechi.

Fokus dari kegiatan ini adalah mengedukasi masyarakat untuk mulai berinvestasi di hunian yang ramah lingkungan.

"Banyak yang tidak tahu green building itu apa, apakah hanya bangunan yang berwarna hijau, atau banyak tanaman hijaunya. Tapi lebih dari itu, kita bisa menghemat pengeluaran dan mengurangi penggunaan energi hingga 20 persen." ujar Sandra.

Hunian ramah lingkungan saat ini sedang gencar disosialisasikan karena dapat menghemat energi dan tagihan bulanan hingga 20 persen.

Pada 2025, 70 persen masyarakat akan tinggal di perkotaan, sehingga hal ini juga berpengaruh bagi developer dan investor karena akan menjadi target pasar yang baru.

Salah satu investor yang sudah menjalankan program ini adalah Asian Green Real Estate. Hingga saat ini, sudah banyak investasi yang dilakukan di seluruh Asia termasuk Indonesia. Contohnya seperti proyek Samara Suites, Newton Serviced Apartement hingga Ecoloft.

"Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, sehingga mendirikan bangunan hijau terdengar tidak masuk akal. Bila investor lain berinvestasi di konstruksi biasa, mengapa kita tidak mencoba melakukan hal yang sama namun dalam cara yang lebih baik untuk lingkungan?" imbuh Alex Buechi, perwakilan dari Asia Green Real Estate.

 

2 dari 2 halaman

Ada Potensi Keuntungan Pakai Konsep Green Building

Lansekap gedung bertingkat terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (16/9). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mewajibkan semua gedung di Ibu Kota untuk menerapkan bangunan gedung hijau (green building). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menurut studi yang dilakukan IFC, pertumbuhan konstruksi di Indonesia telah mempengaruhi 5 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Artinya, developer dapat memanfaatkan kesempatan ini, selain berorientasi profit, juga membantu menjaga lingkungan dengan membangun gedung-gedung ramah lingkungan.

IFC menilai, ada banyak hal yang membuat investor dan developer masih belum yakin dengan green building, salah satunya karena minimnya informasi prediksi keuntungan yang bisa diambil dengan membangun bangunan hijau.

Padahal menurut Sandra, ada potensi keuntungan sebesar USD 24,7 triliun jika developer fokus pada pembangunan bangunan hijau.

Bila diimplementasikan di Jakarta, ada potensi keuntungan sekitar USD 30 miliar yang dapat dimanfaatkan oleh investor dan developer. Sampai saat ini, sudah ada 479 investor di seluruh dunia yang menggunakan konsep berkelanjutan di setiap konstruksinya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya