Industri Penerbangan Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Low season biasa terjadi di pertengahan Januari sampai Febuari, dimana penumpang didominasi oleh pebisnis dan pekerja.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Apr 2021, 10:55 WIB
Petugas mengamati pesawat terbang yang terparkir di Bandara Pondok Cabe di Pamulang, Tangsel, Senin (22/2). Maret mendatang, maskapai Garuda Indonesia akan membuka penerbangan dari bandara milik PT Pertamina (persero) ini. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Polana B Pramesti mengajak para stakeholder pada bidang bisnis penerbangan nasional untuk terus optimistis serta bekerja keras dan cerdas untuk mendapatkan hasil maksimal.

Dia mengatakan, penerbangan merupakan salah satu pemicu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sudah diakui oleh dunia internasional bahwa penerbangan adalah salah satu pemacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Penerbangan sebagai salah satu moda transportasi adalah urat nadi perekonomian suatu bangsa. Jika urat nadi tersebut beroperasi maksimal, tubuh juga akan semakin sehat dan berkembang," ujarnya, Senin (11/2/2019).

Namun demikian, Polana juga menyadari siklus-siklus bisnis yang ada di penerbangan, seperti saat low season dan peak season. Menurutnya, low season biasa terjadi di pertengahan Januari sampai Febuari, dimana penumpang didominasi oleh pebisnis dan pekerja, sementara penumpang yang hendak berwisata menurun.

"Penurunan penumpang, hampir terjadi setiap tahun, memang kondisi low season yang merupakan siklus tahunan yaitu Januari, Februari. Dan Maret baru mengalami peningkatan," ungkap Polana.

"Sedangkan peak season biasanya terjadi di tengah tahun, saat liburan sekolah dan akhir tahun saat liburan natal dan tahun baru. Ada juga puncak peak season yang khusus terjadi di Indonesia yaitu libur Lebaran," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jumlah Penumpang

Ilustrasi pesawat yang berada di dekat bendara (AFP Photo)

Dari data angkutan udara domestik yang dihimpun Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, terlihat adanya fluktuasi jumlah penumpang. Pada Januari 2016 jumlah penumpang 6,7 juta, Februari 6,4 juta, Juli 8,7 juta dan Desember 8,4 juta.

Sementara pada Janhari 2017 Januari jumlah penumpang 7,7 juta, Februari 6,5 juta, Juli 9,5 juta dan Desember 9,0 juta. Sedangkan tahun 2018 bulan Januari jumlah penumpang 8,3 juta, Februari 7,5 juta, Juli 9,7 juta dan Desember 8,1 juta penumpang.

"Jadi saya mengajak semua stakeholder untuk optimistis memandang bisnis penerbangan tahun ini akan terus tumbuh dan berkembang. Mari kita kerja keras dan cerdas dengan saling bersinergi. Dan yang paling penting, harus tetap mengutamakan keselamatan, keamanan, pelayanan dan patuh terhadap aturan-aturan penerbangan yang berlaku," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya