Lebihi Target, Sektor Tambang Minerba Sumbang PNBP Rp 50 Triliun

Kementerian ESDM menyatakan pencapaian PNBP sektor minerba didukung meningkatnya kepatuhan perusahaan memenuhi kewajiban dan harga komoditas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jan 2019, 13:31 WIB
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) mencatat, pencapaian Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertam‎bangan mineral dan batu bara (sektor minerba) 2018 melebihi target 156 persen.

Direktur Jenderal Minerba dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot mengatakan, realisasi PNBP dari sektor minerba 2018 mencapai Rp 50 triliun, lebih tinggi 156 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp 32,1 triliun.

"PNBP saya kira ini jadi berita, dari target Rp 32,1 triliun jadi Rp 50 triliun," ‎kata Bambang, di Kantor Direktorat Jenderal Minerba, Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Menurut Bambang, perolehan PNBP sektor minerba akan semakin besar setelah E-PNBP diterapkan. Dia pun optimistis target PNBP 2019 sebesar Rp 40 triliun dapat tercapai.

‎"Dengan ada E-PNBP akan llebih banyak. Target kita Rp 40 triliun mudah-mudahan tercapai," ujar dia.

Bambang mengungkapkan, pencapaian PNBP sektor minerba tahun lalu menandakan semakin meningkatnya kepatuhan perusahaan memenuhi kewajibannya. Selain itu, juga harga komoditas tambang yang baik pada 2018.

"Harga masih tinggi itu mudah-mudah menjadikan kita menolong perusahaan mencapai targetnya," ujar dia.

Adapun porsi pencapaian PNBP 2018 Rp 50 triliun terdiri dari, royalti Rp 29,8 triliun, penjualan hasil tambang Rp 19,3 triiun, iuran tetap Rp 0,5 triliun dan jasa informasi Rp 0,4 triliun.

 

2 dari 2 halaman

Realisasi Investasi Sektor Energi Naik pada 2018

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi sektor energi pada 2018 mencapai USD 32 miliar. Ini lebih tinggi dibanding investasi 2017 sebesar USD 27,5 miliar.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, kenaikan investasi di sektor energi disumbang dari seluruh sub sektor. Yaitu, listrik, minyak dan gas (migas), mineral dan batu bara, serta Energi Baru Terbarukan (EBT).

Namun realisasi investasi energi 2018 sebesar USD 32 miliar, tidak mencapai target yang telah ditetapkan pada 2018, yaitu sebesar USD 37,2 miliar.

"Sektor ESDM 2017 USD 27,5 miliar, kalau 2018 jadi USD 32 miliar, ini capaian realisasinya," kata Arcandra, di Jakarta, Kamis 3 Januari 2019.

‎Realisasi investasi sektor migas mencapai USD 12,3 miliar, lebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu USD 11 miliar. Namun tidak mencapai target yang telah ditetapkan USD 16,8 miliar. Investasi sektor migas, didorong lelang Blok Migas.

‎"Coba lihat ini nggak ada yang laku lho blok kita di dua tahun sebelumnya, jadi pengaruh juga lelang‎," tuturnya.

‎Berikutnya adalah investasi sektor kelistrikan, dengan realisasi USD 11,3 miliar. Lebih tinggi jika dibandingkan realisasi investasi tahun lalu USD 9,1 miliar.

Realisasi investasi sektor minerba ‎juga naik USD 6,8 miliar dibandingkan tahun lalu sebesar USD 6,1 miliar. Sedangkan investasi di sektor energi terbarukan 2018 sebesar USD 1,6 miliar, lebih tinggi dibanding 2017 yang sebesar USD 1,3 miliar.

‎"Dari Minerba investasi tahun lalu USD 6,1 miliar jadi USD 6,8 miliar. Naik, kan smelter piece by piece," tandasnya.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya