Penumpang Kapal Ferry Turun Imbas Tsunami Selat Sunda

Direktorat Jendral Perhubungan Darat Kemenhub mencatat jumlah pengguna angkutan penyebrangan lintas Merak-Bakaheuni menurun drastis.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Des 2018, 19:15 WIB
Pelabuhan Merak (Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah pengguna angkutan penyeberangan lintas Merak-Bakaheuni menurun drastis.

Penurunan ini akibat Tsunami Selat Sunda pada Sabtu malam 22 Desember 2018. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, penyeberangan lintas terpadat di Indonesia itu sempat meningkat pada 21-22 Desember 2018. 

"Yang penyeberangan, saya katakan pada tanggal 21-211 itu naiknya tinggi sekali, dari 5.000 menjadi 10.000 untuk kendaraan. Kemudian penumpang dari 30.000 menjadi 50.000. Kemudian setelah itu turun, dan itu turunnya tinggi sekali hampir setengahnya," kata Budi di kantornya, Rabu (26/12/2018).

Penurunan ini tidak hanya satu hari setelah terjadinya Tsunami Selat Sunda, melainkan hingga saat ini jumlah penumpang masih di bawah rata-rata jumlah penumpang saat liburan tahun baru yang di atas 50.000 penumpang.

"Dan sampai sekarang pun saya masih menerima beberapa pertanyaan masyarakat bagaimana dengan penyeberangan saat ini. Sampai saat ini masih terjadi ya mungkin ketakutan di masyarakat," ujar Budi.

Untuk meyakinkan kembali masyarakat dan memberikan kenyamanan selama libur tahun baru, pihaknya bersama dengan pemangku kepentingan akan terus sosialisasi kepada masyarakat agar tetap menggunakan angkutan penyeberangan.

 

2 dari 2 halaman

Kendaraan Menuju Palembang Naik Saat Libur Natal Jadi Evaluasi Angkutan Lebaran 2019

Proyek Tol Trans Sumatera. (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ingin menjadikan arus kendaraan pada saat libur Natal dan Tahun Baru 2019 sebagai evaluasi dalam penyelenggaraan mudik Lebaran 2019.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, di luar dugaan ada beberapa lokasi yang volume kendaraannya meningkat drastis. Salah satunya jalur Lampung hingga ke Palembang.

"Jalan Tol Lampung-Palembang itu alami kenaikan dari 5.000 menjadi 10 ribu kendaraan. Ini kenaikan signifikan. Ini peringatan untuk angkutan Lebaran 2019," kata Budi di kantornya, Rabu 26 Desember 2018.

Dari hasil evaluasi penyelenggaraan arus Natal, terlihat Pelabuhan Merak juga sempat mengalami kepadatan. Pada akhirnya antrean terjadi di Gerbang Top Merak. Kemacetan itu terjadi karena tidak ada kapal yang bisa bersandar di pelabuhan sebagai dampak surutnya air laut.

Pascaterjadi tsunami di Selat Sunda beberapa hari lalu, pengguna angkutan penyeberangan yang melalui Merak-Bakaheuni turun drastis. Padahal sebelumnya ada peningkatan pada 21-22 Desember 2018.

Untuk jalur darat yang melalui jalan Tol Jakarta-Cikampek, Budi juga mewaspadai terjadinya peningkatan kendaraan setelah tahun baru 2019. Karena belum semua kendaraan yang melalui Tol Cikampek saat libur Natal kembali ke Jakarta.

"Hitungan saya, masih tersisa 57 ribu yang belum kembali ke Jakarta. Perkiraan sampai 1 Januari 2019 puncak arus balik. Semoga tidak macet panjang," pungkas Budi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya