Jualan Lesu, Hyundai Berambisi Rakit Mobil Listrik di Indonesia?

Performa Hyundai di Indonesia saat ini kurang memuaskan. Januari-Oktober 2018 mereka hanya menjual 1.372 unit. Namun ternyata Hyundai punya strategi jangka panjang. Pabrikan Korea ini akan berinvestasi US $ 880 juta (Rp 12,8 triliun) di Indonesia.

oleh Sigit Tri Santoso diperbarui 24 Des 2018, 09:07 WIB
Hyundai Kona Iron Man Edition. (Autoevolution)

Liputan6.com, Jakarta - Performa Hyundai di Indonesia saat ini kurang memuaskan. Januari-Oktober 2018 mereka hanya menjual 1.372 unit. Namun ternyata Hyundai punya strategi jangka panjang. Pabrikan Korea ini akan berinvestasi US $ 880 juta (Rp 12,8 triliun) di Indonesia.

Jumlah itu diproyeksikan untuk memproduksi kendaraan listrik (EV) di sini. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Perindustrian Harjanto, dilaporkan oleh Reuters (21/12/2018).

Dalam penjelasannya, Harjanto mengatakan investasi itu untuk pabrik Hyundai di Indonesia yang bisa memproduksi 250.000 unit per tahun, termasuk mobil listrik. Dia menambahkan bahwa rencananya adalah untuk mengekspor 53 persen dari output pabrik yang diusulkan. Sebagian besar eskpor dengan tujuan ke ASEAN dan Australia, sementara sisanya 47 persen untuk konsumsi domestik.

Namun pihak Hyundai belum secara terbuka mengomentari rencananya untuk Indonesia. Tetapi mereka mengatakan akan mempertimbangkan berbagai cara untuk memperluas pasar baru termasuk di Asia Tenggara. Belum ada pernyataan resmi Hyundai tentang keputusan mengenai fasilitas produksi baru di wilayah tersebut.

Laporan The Newswire menambahkan bahwa Hyundai memberi tahu pejabat serikat pekerja Korea Selatan awal tahun ini tentang rencana untuk membangun pabrik di Indonesia. Salah satu tantangan yang diidentifikasi adalah membangun jaringan penjualan. Hyundai tidak memiliki pabrik sendiri di ASEAN, meskipun beberapa kendaraannya dirakit di Vietnam dan Malaysia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Tercatat bahwa langkah terlambat Hyundai untuk mendirikan pabrik mobil pertamanya di wilayah Asia Tenggara untuk mengurangi ketergantungannya pada Cina. Hal ini dikarenakan persaingan yang sangat ketat dan ketegangan diplomatik antara Seoul dan Beijing.

Alasan dipilihnya Indonesia tak lain karena Indonesia punya cadangan bijih nikel laterit yang kaya, bahan penting untuk baterai lithium-ion yang digunakan untuk menggerakkan mobil listrik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya