Sandiaga: Sri Mulyani Butuh Prabowo Hadapi Perang Dagang AS-China

Sandi melihat, 2019 adalah momentum terbaik khususnya untuk membangun ekonomi di Indonesia. Caranya, adalah dengan melakukan reformasi struktural dengan kepemimpinan yang tegas.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2018, 09:53 WIB
Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno memaparkan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga di Jakarta, Rabu (28/11). Penerimaan dana kampanye Prabowo-Sandiaga hingga saat ini tercatat Rp 41,9 miliar. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno menanggapi pernyataan Menkeu Sri Mulyani soal out look ekonomi dunia tahun 2019. Menurut Sandiaga, Indonesia jangan terperangkap dalam Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Kita tidak boleh terombang-ambing dengan agenda perang dagang AS dan China. Kita harus intinya menari di genderang sendiri," kata Sandiaga di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin (17/12) malam.

Sandi melihat, 2019 adalah momentum terbaik khususnya untuk membangun ekonomi di Indonesia. Caranya, adalah dengan melakukan reformasi struktural dengan kepemimpinan yang tegas seperti yang akan dijalankan pasangannya, Capres Prabowo Subianto.

"Bu Sri Mulyani perlu pemerintahan yang kuat, perlu pemerintahan dan kepemimpinan yang tegas seperti Pak Prabowo untuk menjalankan, ini salah satu kesempatan baik kita memperbaiki internal ekonomi kita," yakin dia.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi dunia tahun 2019 masih diselimuti dengan ketidakpastian. Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve menjadi dua hal yang paling jadi perhatian.

"Kita akan memasuki 2019 dengan banyak sense ketidakpastian, seluruh risiko down side mulai terjadi," kata Sri di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, kemarin.

Reporter: Nur Habibie

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya