Sri Mulyani: Gencatan Perang Dagang AS-China Bisa Tenangkan Pasar

Pertemuan G20 juga membawa solusi bagi fluktuasi harga minyak dunia yang terus terjadi.

oleh Merdeka.com diperbarui 03 Des 2018, 15:51 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018. (Agus Tri H/Biro KLI Kemenkeu).

Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan G20 berhasil mencairkan suasana perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping mengambil keputusan gencatan senjata alias penundaan terhadap langkah-langkah kenaikan tarif selama 90 hari.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik hasil pertemuan tersebut meskipun tidak berarti ada penurunan tarif dagang kedua negara. Menurutnya, hal ini bisa menenangkan pasar yang sebelumnya banyak diguncang ketidakpastian.

"Tidak berarti apa yang sudah dilakukan tarifnya sudah turun. Paling tidak memberikan 3 bulan atau 90 hari bagi kedua belah pihak melihat aspek kesepakatan yang bisa menenangkan dari sisi awal tahun," ujar Menkeu Sri di Ritz Carlton, Jakarta, Senin (3/12/2018).

Sri Mulyani melanjutkan, pertemuan G20 juga membawa solusi bagi fluktuasi harga minyak dunia yang terus terjadi. Arab Saudi dan Rusia dalam kesempatan tersebut, bersedia melakukan diskusi mengenai ketersediaan pasokan minyak.

"Dari sisi minyak ada Rusia ada Saudi Arabia yang mereka bisa melakukan diskusi mengenai bagaimana mereka akan melihat respons dari pasar minyak dengan adanya supply kemudian proyeksi yang ada ke depan," jelasnya.

"Ini juga memunculkan suatu stabilitas dari sisi paling tidak kepastian supply-demand. Sehingga harganya tidak velotile naik secara drastis," sambungnya.

Hal-hal positif hasil pertemuan G20 ini, kata Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut, masih dibayangi oleh sejumlah resiko. Sebab, mekanisme tersebut belum dianggap sebagai suatu mekanisme yang reliable atau dapat diandalkan.

"Hal-hal positif ini masih dibayangi oleh hal-hal yang tidak pasti. Pertama, bahwa mekanisme tadi, multilateral, belum dianggap sebagai mekanisme yang reliable. Oleh karena itu, pesan dari G20 melakukan reformasi terhadap perdagangan dunia," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

AS-China Gencatan Senjata Selama 90 Hari

Presiden AS, Donald Trump didampingi Ibu Negara, Melania Trump bersama Presiden China, Xi Jinping beserta Ibu Negara, Peng Liyuan sebelum melakukan pertemuan di resor Mar-a-Lago milik Trump di negara bagian Florida, Kamis (6/4). (AP Photo/Alex Brandon)

Di luar dugaan, pertemuan G20 berhasil mencairkan suasana perang dagang antara Amerika Serikat(China) dan China. Keputusan gencatan senjata dilakukan selama 90 hari.

Dilaporkan Bloomberg, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertatatap muka di meja makan malam bersama jajaran mereka. Turut mendampingi Presiden Trump adalah Menteri Keuangan Steve Mnuchin, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, serta Jared Kushner, menantu Trump sekaligus penasihat senior Gedung Putih. 

Kedua pihak sama-sama menyambut positif hasil pertemuan. Selama gencatan senjata ini, kedua pihak akan mencari jalan keluar perang dagang. Dengan ini, AS tidak akan menaikkan tarif barang impor China senilai USD 200 miliar menjadi 25 persen, dan tetap 10 persen.

"Kedua pihak percaya bahwa tercapainya persetujuan prinsipil di antara kedua presiden telah secara efektif mencegah melebarnya gesekan ekonomi antara ke dua negara," jelas Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang juga hadir di pertemuan bersama para pejabat tinggi Partai Komunis China.

Juru bicara presiden AS Sarah Sanders berkata pihak China juga sudah setuju untuk membeli lebih banyak produk agrikultur dan industri AS untuk mengurangi ketidakseimbangan dagang antara dua negara. Sebelumnya, China menyasar produk kedelai AS sebagai siasat balasan di perang dagang.

CGTN, media pemerintah komunis China, juga turut menuliskan hasil positif pertemuan tersebut, Presiden Xi juga disebut senang dapat bertemu dengan Presiden Trump. Selama G20 berjalan, Presiden Xi cenderung memakai retorika diplomatis dan berbicara keterbukaan dan inklusivitas dalam perdagangan global. 

"Kerja sama win-win adalah satu-satunya pilihan untuk komunitas internasional," ucap Xi.

Media China tersebut juga mengutip Wang Yi yang menjelaskan akan ada pertemuan lanjutan antara kedua belah pihak, dan bahwa AS dan China perlu memperkuat kerja sama untuk menjaga perdamaian dunia dan stabilitas. Wang Yi turut mencatat terdapat lebih banyak kepentingan bersama ketimbang perbedaan antara dua negara.

Tidak seperti biasanya, Trump belum banyak bicara di Twitter, baik itu mengenai isu perang dagang atau G20. Ia berkata akan menunggu sampai selesainya prosesi pemakaman mantan presiden George H.W. Bush sebelum memberi konferensi pers.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya