Pekerja Indonesia Paling Optimistis di Asia-Pasifik, Kenapa?

Apa alasan pekerja Indonesia lebih optimistis di Asia-Pasifik?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Nov 2018, 08:20 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran yang diprediksi puncak arus mudik, kendaraan pemudik yang melintasi ruas tol Jakarta-Cikampek mengalami kemacetan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian dari LinkedIn menyatakan bahwa pekerja Indonesia adalah yang paling optimistis di Asia-Pasifik. Artinya, pekerja Indonesia lebih optimistis ketimbang pekerja Singapura, Jepang, China, dan Australia.

Dilansir dari CNBC, penelitian ini melingkupi 11 ribu orang dari 9 negara yang memiliki ekonomi terbaik di region Asia-Pasifik. Alasan optimisme ini berasal dalam hal keberlanjutan karier, pengembangkan skill baru, dan membangun finansial mereka.

"Tumbuhnya tenaga kerja di region ini adalah aset kunci yang, bila dikembangkan dengan efektik, akan terus mendorong perekonomian," ujar Direktur Pelaksana LinkedIn Asia-Pasifik Oliver Legrand.

Pekerja dari negara-negara maju, seperti Singapura, Australia, Hongkong, dan Jepang, justru lebih pesimistis mengenai prospek mereka. Kebanyakan menyebut kekhawatiran akibat outlook ekonomi negara mereka.

Hasil peringkat optimisme itu mencerminkan proyeksi perkembangan GDP tiap-tiap negara tahun ini. India yang memiliki pertumbuhan 7,3 persen ada di nomor dua, dan Jepang yang pertumbuhannya 1,1 persen ada di nomor terakhir.

Indonesia menjadi pengecualian. Meski pertumbuhannya diproyeksi 5,1 persen, dan lebih lemah dari China dan Filipina, tetapi pekerjanya tetap merasa optimistis.

Keseimbangan kerja-hidup (work-life balance) tercatat menjadi preferesni bagi responden dari Australia, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Hal itu tercerminkan sebagai pendorong karier mereka.

Dari segi tantangan, 9 dari 10 pekerja berkata bahwa bekerja keras adalah kunci untuk maju dalam hidup. Untuk tantangannya mereka menyebut kekangan finansial (30 persen), kurangnya akses ke jaringan profesional (22 persen), pasar pekerjaan yang sulit (19 persen), lemahnya kemampuan profesional (18 persen), dan terbatasnya arahan dan bimbingan (18 persen).

Sementara, bagi para pebisnis yang ingin memulai usaha, kesulitan berada di faktor finansial (48 persen), dan juga tidak memiliki kontak yang diperlukan (28 persen).

2 dari 2 halaman

Peringkat Pekerja Paling Optimistis

Para pengunjung berjalan di bawah pohon ginkgo selama musim gugur di Showa Memorial Park, Tokyo, Jepang (15/11). Pohon Ginkgo yang berasal dari Tiongkok ini dikenal sebagai pohon rambut gadis. (AP Photo / Eugene Hoshiko)

1. Indonesia 

2. India

3. China

4. Filipina

5. Malaysia

6. Singapura

7. Australia

8. Hong Kong

9. Jepang 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya