Gaya BKKBN Sosialisasikan Risiko Pernikahan Dini

Dia menuturkan, pernikahan harus dilakukan dengan terencana pada usia yang cukup.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 18 Nov 2018, 20:58 WIB
Cara BKKBN sosialisasikan tentang risiko pernikahan dini. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menilai ada resiko menikah pada usia dini. Pihaknya pun melakukan terobosan untuk mensosialisasikan pentingnya pernikahan berencana.

Pelaksana Tugas Kepala BKKBN, Sigit Priohutomo, menyebut salah satu langkah yang diambil adalah menggandeng para pembuat komik atau komikus. Menurut dia, ini bisa membawa pesan ke masyarakat secara luas.

"Kami berharap para komikus ini bisa memasukkan pesan sosial terkait pernikahan dini kepada masyarakat," ucap Sigit dalam keterangannya, Minggu (18/11/2018).

Dia menuturkan, pernikahan harus dilakukan dengan terencana pada usia yang cukup. Pasalnya berdasarkan data BPS 2010 perceraian banyak dialami kelompok usia 20-24 tahun pada usia pernikahan belum genap lima tahun.

"Pernikahan dini juga sangat berisiko mengganggu pendidikan. Sangat penting menyiapkan mental, psikis, dan finansial," jelas Sigit.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko pernikahan dini, BKKBN membuat upaya promotif preventif melalui Program Genre (Generasi Berencana) dengan salamnya yang unik yaitu Salam Genre yang mengajak anak muda tidak melakukan seks pranikah, pernikahan dini, dan penggunaan napza.

Menurut dia, program Genre dengan Pusat Informasi dan Konseling remaja yang tersebar di sekolah sekolah fokus mengedukasi masyarakat tentang pengendalian kependudukan, reproduksi, keterampilan hidup, dan kesiapan remaja dalam berkeluarga.

"Pelibatan remaja untuk menjadi pendidik sebaya di dalam kelompoknya sangat efektif untuk mensosialisasikan program pendewasaan usia perkawinan yang sedang di gencarkan oleh BKKBN," jelas Sigit.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya