Disinfektan dalam Produk Pembersih Rumah Tingkatkan Risiko Gemuk pada Anak

Selain berbahaya bagi kesehatan, disinfektan juga meningkatkan risiko gemuk pada anak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Sep 2018, 17:00 WIB
Menjaga rumah terlalu bersih ternyata tidak selamanya baik, karena hal ini bisa meningkatkan risiko kanker pada anak. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menemukan, produk pembersih rumah tangga sehari-hari bisa membuat seorang anak menjadi lebih gemuk. Hal ini karena disinfektan memiliki kemampuan untuk mengubah bakteri usus dan berporensi menyebabkan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi.

Penelitian ini dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal. Mereka menemukan, orang yang tinggal di rumah yang menggunakan disinfektan secara mingguan, memiliki risiko lebih tinggi pada kelebihan berat badan di usia tiga bulan.

Hal ini berbanding dengan mereka yang tinggal di rumah yang menggunakan bahan ramah lingkungan.

Melansir New York Post pada Selasa (18/9/2018), para peneliti mempelajari mikrobiota usus dari 757 bayi yang berusia antara tiga hingga empat bulan. Sampel feses dikumpulkan dan para orangtua diberikan pertanyaan tentang seberapa sering produk pembersih digunakan di rumah.

Penelitian lanjutan dilakukan ketika anak-anak berusia satu dan tiga tahun.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Bahaya Disinfektan

Berikut cara singkat bersihkan rumah hanya dalam 5 menit. (Foto: iStockphoto)

Menurut laporan tersebut, bakteri usus pada anak-anak berbeda, tergantung dari produk apa yang digunakan di dalam rumah. Mereka yang melakukan kontak dengan disinfektan memiliki skor BMI tertinggi di usia tiga tahun.

Namun, para peneliti juga memperingatkan bahwa faktor luar juga berpotensi terhadap kenaikan berat badan. Hal tersebut tidak bisa dikesampingkan dalam penelitian ini.

Penulis studi utama, Dr. Anita Kozyrskyj mengatakan pada Newsweek, temuan ini memberikan cukup bukti bahwa penggunaan disinfektan yang berlebihan bisa berbahaya bagi seorang anak.

"Ketika bayi terlibat, mengubah komposisi mikrobiota pada saat penting perkembangan bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh," ujar Kozyrskyj.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya