Iran Klaim Akan Mengungkap Jet Tempur dan Misil Baru Pekan Ini

Iran mengklaim akan mengungkap jet tempur dan teknologi misil baru pekan ini, sebagai bagian dari rencana negara itu untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 20 Agu 2018, 12:33 WIB
Ilustrasi rudal Iran (AFP)

Liputan6.com, Teheran - Pemerintah Iran mengklaim akan mengungkap jet tempur dan teknologi misil baru pekan ini, sebagai bagian dari rencana negara itu untuk meningkatkan kemampuan pertahanannya.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami akhir pekan lalu --sebuah komentar yang tampak bertujuan sebagai unjuk kekuatan ketika negara itu menghadapi rangkaian sanksi ekonomi dari Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (20/8/2018).

Hatami berbicara hanya dua hari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan pembentukan sebuah kelompok yang bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan ekonomi dan politik terhadap Iran.

"Kami akan menampilkannya pada Hari Industri Pertahanan Nasional (yang dijadwalkan pada Rabu 22 Agustus) dan orang-orang akan melihatnya terbang, beserta peralatan yang dirancang untuk (pesawat) itu," kata Hatami, seperti dikutip dari Sputnik.

Sementara soal "pengembangan kemampuan rudal", Hatami menyebutnya sebagai "kekuatan pertahanan kami yang akan tetap menjadi prioritas utama Iran meskipun ada sanksi ekonomi yang melumpuhkan yang diterapkan oleh AS," ujarnya seperti disiarkan televisi negara, kantor berita Mehr yang dikelola Iran melaporkan.

"Iran perlu meningkatkan keakuratan dan fungsionalitas rudal nya guna merespons musuh yang terus meningkatkan program militer mereka," katanya.

"Jika ada negara yang ingin mengancam keamanan kami, mereka akan menerima tanggapan yang menghancurkan."

Awal bulan ini, Iran meluncurkan rudal generasi baru yang dijuluki "Fateh Mobin," hal itu ditujukan demi kebutuhan untuk melindungi negara. Langkah Iran untuk terus melanjutkan program rudal balistik adalah salah satu alasan yang mebuat AS mundur dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau Kesepakatan Nuklir Iran dan memberlakukan kembali sanksi mulai bulan ini.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

AS Bentuk Kelompok Kerja untuk Beri Tekanan Maksimum ke Iran

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo (AP Photo/Jacquelyn Martin, File)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengumumkan kelompok kerja baru tingkat tinggi untuk memfokuskan upaya AS dan internasional untuk meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Iran.

"Kelompok Aksi Iran" akan mendorong "tekanan maksimum" Washington sebagai bagian stretegi untuk mengubah perilaku Teheran, termasuk potensi menjatuhkan sanksi-sanksi baru kepada sejumlah negara lain yang berdagang dengan Negeri Para Mullah. Demikian seperti dikutip dari media Prancis France24, Jumat 17 Agustus 2018.

Kelompok itu akan dipimpin oleh Brian Hook sebagai Perwakilan Khusus Bidang Iran untuk Kementerian Luar Negeri AS.

"Tim ini berkomitmen untuk upaya global yang kuat dalam mengubah perilaku rezim Iran," kata Hook.

"Kami ingin menyelaraskan dengan sekutu dan mitra kami di seluruh dunia."

Hook, yang telah bertemu dengan pejabat dari Inggris, Prancis dan Jerman mengenai kebijakan Iran di London pada hari Rabu, menyatakan kemungkinan bahwa AS akan terlibat langsung dalam dialog dengan para pemimpin Iran jika mereka menunjukkan "komitmen" untuk mengubah perilaku mereka.

Tetapi dia tidak spesifik tentang apa yang akan menjadi standar minimum yang diperlukan untuk melaksanakan rencana itu.

Dia juga mengatakan bahwa Washington sedang meningkatkan upayanya untuk membuat negara-negara lain berada sejalan dengan AS dalam memberi tekanan ekonomi terhadap Teheran, termasuk tindakan keras terhadap perdagangan minyak Iran, sektor keuangan dan industri perkapalan yang diumumkan untuk awal November.

"Tujuan kami adalah untuk mengurangi impor setiap negara dari minyak Iran hingga nol pada 4 November."

"Kami siap untuk menjatuhkan sanksi tambahan pada pemerintah lain yang meneruskan perdagangan semacam ini dengan Iran."

Melengkapi pernyataannya tentang pembentukan kelompok kerja tersebut, Menlu AS Mike Pompeo mengatakan, "Selama hampir 40 tahun, rezim di Teheran telah bertanggung jawab atas gelombang kekerasan dan perilaku mendestabilisasi Amerika Serikat, sekutu kami, mitra kami dan rakyat Iran sendiri," kata Pompeo.

"Harapan kami adalah bahwa suatu hari nanti kita bisa mencapai kesepakatan baru dengan Iran. Tetapi kita harus melihat perubahan besar dalam perilaku rezim baik di dalam maupun di luar perbatasannya."

Amerika Serikat telah merumuskan daftar panjang kegiatan itu guna mengubah pendirian Teheran termasuk menghentikan dukungan terhadap pemerintah Suriah dan gerakan Hizbullah Lebanon, menutup program pengembangan nuklir dan rudal balistiknya, dan membebaskan warga Amerika yang ditahan oleh Negeri Para Mullah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya