Jokowi Minta Tokoh Agama Tak Mudah Terpancing Kasus Teror

Kepada para ulama, Jokowi meminta agar memberikan pemahaman yang benar kepada umatnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2018, 18:59 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan sambutan ketika pembukaan KTT tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5). KTT ini dihadiri sekitar seratus ulama dan cendekiawan muslim dunia. (Liputan6.com/Pool/Biro PersSetpres)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menerima tokoh lintas agama pada Rabu (16/5/2018) di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan dilakukan selama kurang lebih satu jam.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar, yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, Jokowi meminta kepada tokoh agama agar memberikan pemahaman benar kepada umatnya.

"Beliau (Jokowi) meminta supaya mari kita memberikan wawasan yang lebih luas kepada umatnya masing-masing," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/5/2018). 

Menurut Umar, Jokowi meyakini pemahaman agama yang luas akan berdampak baik pada perilaku seseorang. Semakin dalam ilmu agamanya, semakin arif dan bijaksana sikapnya.

Jokowi, kata Nasaruddin, juga meminta tokoh agama tidak mudah terpancing kejadian beberapa hari terakhir. Misalnya, aksi bom bunuh diri yang dilakukan terduga teroris di tiga Gereja di Surabaya. Tokoh agama harus bisa membentengi dirinya dengan kearifan dan kebijaksanaan.

"Kalau kita larut dengan pancingan-pancingan seperti ini, itu artinya kan kita ikut jadi orang tidak matang. Jangan kita terpengaruh dengan pancingan. Kalau orang gampang terpancing itu pertanda belum matang spiritualnya," kata dia.

2 dari 2 halaman

Rawat Keberagaman

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan pada penutupan kongres luar biasa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Senin (14/5). Kongres itu menetapkan Diaz Hendropriyono sebagai ketua umum baru PKPI.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Jokowi juga meminta kepada tokoh agama untuk merawat keragaman yang ada. Jokowi menginginkan perbedaan tetap dijaga demi keutuhan bangsa.

"Jangan sampai kita menodai sejarah bangsa dengan cara melakukan hal-hal yang tidak terpuji," kata dia.

Reporter: Titin Supriyatin 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya