Menhub Targetkan Kapal Tak Lagi lewat Singapura pada 2019

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan akan membuat Pelabuhan Tanjung Priuk menjadi suatu pelabuhan dengan kapasitas besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mei 2018, 21:15 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta aplikator perketat seleksi mitra pengemudi (Nur Habibie/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan akan membuat Pelabuhan Tanjung Priuk menjadi suatu pelabuhan dengan kapasitas besar. Dengan begitu, semua proses ekspor ditargetkan tidak akan lagi melalui Singapura pada 2019.

Dia menuturkan, untuk menciptakan suatu pelabuhan dengan kapasitas yang besar  harus berkolaborasi dengan kapal-kapal yang besar dengan kontainer ukuran raksasa yang dapat mengangkut berbagai komoditas dari Indonesia ke mancanegara.

"Harapan kita mengumpulkan barang-barang dari semua tempat itu terjadi. Kalau dulu itu cuma dari sini (Jakarta) saja,  sekarang dari Belitung,  Surabaya,  Medan, Semarang itu ke sini," kata Budi, di Terminal Jakarta International Container Terminal (JICT), Selasa (15/5/2018).

Budi menyatakan, kedatangan kapal besar juga akan semakin memudahkan sebab kedatangannya konsisten dan dengan volume yang besar. Saat ini, kapal besar datang tiap satu minggu sekali.Ke depan akan diupayakan menjadi tiga hari sekali.

"Sehingga dia bisa menarik barang-barang dari seluruh Indonesia. Satu key (kunci) yang paling sederhana, pemilik barang itu akan mencari suatu yang paling cepet dan paling murah," ujar dia.

Ia menambahkan, otomatis barang-barang yang berasal dari Belitung tidak akan melalui Singapura. "Tadinya karena malas dia pengennya ke Singapura, tapi dengan seperti ini dari Singapura dari Malaysia akan ke sini. Sekarang ini kira-kira 3 juta itu lewat Singapura,” ujar Budi.

"Menurut informasi, sekarang sudah 800.000 yang kita tarik. Ini kita akan tarik terus, kalau kita bisa narik dua juta saja ini langsung menjadi 9 juta.  Apa yang kita rencanakan dalam dua tahun, naik dengan pertumbuhan 20 persen itu tercapai," tambah dia.

Budi Karya Sumadi mengatakan, tarif yang lebih murah, prasarana yang bagus dan transparansi serta kemudahan lain akan semakin mempercepat proses tercapainya target tersebut.

"Kalau itu sudah tercapai maka skala ekonomi yang lain akan dengan sendirinya terbangun. Makanya saya push sekali apa yang ada di Priuk ini. Selalu saya katakan, lebih murah,  lebih mudah, lebih transparan,  dan lebih cepat. Dengan kita menciptakan kondisi itu, otomatis orang tertarik,” tambah dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Jokowi Lepas Ekspor RI ke AS

Presiden Jokowi memberi sambutan saat melepas ekspor produk manufaktur ke AS dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5). Produk yang diekspor adalah manufaktur berupa alas kaki, garmen, dan barang elektronik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) Selasa sore secara langsung melepas ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Produk-produk yang diekspor mulai dari produk tekstil hingga produk alas kaki.

Yang lebih spesial dalam ekspor langsung (direct call) ini adalah dengan menggunakan kapal raksasa ukuran 10 ribu TEUS dari CMA CGM.

"Dengan kapal besa kita ingin tunjukkan bahwa ekonomi kita tetap jalan dengan baik, tangguh, terus bergerak. Makanya saya datang ke Tanjung Priok dalam rangka pelepasan ekspor ke Amerika Serikat," kata Jokowi di Tanjung Priok, Selasa 15 Mei 2018.

Jokowi juga mengapresiasi apa yang dilakukan PT Pelindo II (Persero) dengan terus mendatangkan kapal-kapal ukuran jumbo. Kapal CMA CGM dengan ukuran mulai dari 8.000 TEUS hingga 10 ribu TEUS ini kini sudah berlabuh di Priok selama satu minggu sekali.

Dengan menggunakan kapal-kapal besar dalam melakukan direct call ini, Jokowi klaim biaya ekspor bisa lebih murah. "Tadi saya tanya ke Dirut Pelindo II kalau menggunakan kapal besar ini bisa hemat USD 300 per kontainer," tegas Jokowi.

Dia menuturkan, apa yang dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok ini menjadi bagian dari rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan dunia. Dengan begitu, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh dan biaya logistik lebih efisien. (Yas)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya