Korban Bom Surabaya, Berangkat dari Tangerang untuk Ikut Ibadah Bersama

Aan menjelaskan, istrinya datang ke Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya untuk beribadah bersama. Namun, ternyata menjadi korban serangan bom.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 14 Mei 2018, 21:35 WIB
Korban Bom di Gereja Surabaya, Legita. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Ledakan bom yang terjadi di tiga lokasi di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu, 13 Mei 2018, menyisakan duka bagi Aan Teja, warga Jalan Melati 1, RT 06 RW 06, Perumahan Poris Indah, Kelurahan Cipondoh Indah, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten.

Pasalnya, sang istri, Legita (56), ikut menjadi korban ledakan bom yang menewaskan belasan orang tersebut. Aan menjelaskan, sang istri saat itu hendak beribadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Surabaya.

Dia juga pergi ke Surabaya untuk membantu temannya membuka pameran batik di kawasan Jalan Ngagel Madya.

"Dia bantu temannya di sana buat buka pameran batik, sudah sekitar lima bulan dia bekerja. Memang cukup sering ke luar kota buat ikut pameran di mana-mana," ujar Aan saat ditemui di kediamannya, Senin (14/5/2018).

Pria yang menjabat sebagai ketua RT ini juga menjelaskan, setelah adanya teror bom di Surabaya, dia tidak mendapat kabar dari sang istri. Upaya menghubungi lewat telepon seluler pun tidak berhasil, inilah yang membuat Aan dan keluarganya khawatir.

"Mantengin (menonton) TV terus, coba menunggu informasi lewat TV, berita-berita," katanya.

Untuk lebih memastikan, anak Aan berangkat ke Surabaya. Dia mengecek langsung KTP korban yang ditemukan, yang ternyata adalah Legita.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Jenazah Belum Bisa Dipulangkan

Korban Bom Surabaya, Berangkat dari Tangerang untuk Ikut Ibadah Bersama (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Aan dengan Legita telah memiliki tiga putra. Sayangnya, hingga kini jenazah sang istri belum dapat dipulangkan lantaran masih proses pemeriksaan. Kediamannya pun masih terlihat lengang, belum ada aktivitas hilir mudik kerabat yang datang untuk memberi ucapan belasungkawa.

"Jasadnya sudah ditemukan, masih dalam pemeriksaan. Anak saya bilang akses keluar masuk di sana susah, kalau disemayamkan di mana itu nanti dirundingkan lagi," kata Aan.

Diketahui, tiga gereja yang menjadi sasaran teroris pada Minggu, 13 Mei 2018, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jalan Arjuno. Teror juga berlanjut di Sidoarjo dan Polrestabes Surabaya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya