Detik-Detik Pembantaian Beruang Madu di Indragiri Hilir

Keempat pelaku pembantaian bertindak sadis terhadap beruang madu yang terjerat jebakan, baik dalam kondisi hidup maupun mati.

Oleh RiauOnline.co.id diperbarui 03 Apr 2018, 17:30 WIB
Empat tahun dipelihara, dua ekor beruang madu akhirnya diserahkan pemeliharanya ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau (BBKSDA) Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Indragiri Hilir - Polisi Indragiri Hilir (Inhil) telah mengamankan empat pelaku pembantaian beruang madu di Kabupaten Inhil. Tidak sekadar membantai, pelaku juga diduga melakukan jual beli organ beruang madu tersebut.

Kapolres Inhil, AKBP Christian Rony menyebutkan keempat pelaku adalah Julkipli Pangihutan Dolok Pasaribu (39), warga Desa Karya Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling. Kemudian, Gantisori Sihombing (34), warga Desa Mumpa, Kecamatan Tempuling, Junus Sinaga (51) asal Desa Tunas Jaya, Kecamatan Tempuling, dan Fransiskus Butarbutar (33) asal Desa Mumpa, Kecamatan Tempuling.

Kepada Riauonline.co.idKapolres Inhil menyebutkan kronologi kejadian tersebut. Menurut keterangan pelaku, aksi pembantaian beruang madu itu berawal pada Minggu, 18 Maret 2018. Saat itu, Julkipli bersama rekannya Eko memasang 50 jeratan babi di Parit IX Desa Mumpa, Kecamatan Tempuling.

Keesokan harinya, Sabtu, 31 Maret 2018, mereka menemukan tiga beruang madu masuk jeratan yang telah dipasang. Satu beruang madu di antaranya telah mati.

Baca berita menarik lainnya dari Riauonline.co.id di sini.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Aksi Sadis Pelaku Pembantaian

Beruang madu mengangkat tangan mereka dari dalam kandang yang berada di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/1). Di antara empat beruang, ada satu beruang yang terlihat paling kurus hingga membuat tulang rusuknya menonjol. (TIMUR MATAHARI / AFP)

Sedangkan, terhadap beruang madu yang masih hidup, Julkipli dan Eko menombak leher beruang itu. Sementara, Fransiskus dan Jai memukul kepala beruang madu hingga mati.

Tiga ekor beruang madu yang telah mati selanjutnya dibawa ke rumah Fransiskus untuk dikuliti dan diambil dagingnya. Sebagian dagingnya bahkan sudah dimasak dan sebagian lagi masih disimpan.

Para pelaku, pada Minggu 1 April 2018, kembali menemukan seekor beruang madu dalam kondisi hidup saat memeriksa jeratan lainnya.

Lantas, beruang madu diikat dan dibawa hidup-hidup ke rumah Junus Sinaga dan ditembak oleh Gantisori Sihombing. Beruang madu keempat pun mati setelah tiga tembakan senapan angin di bagian lehernya.

Beruang madu dikuliti dan dagingnya kembali diambil pelaku. Setiap ekor beruang madu usia muda memiliki berat 15-35 kilogram.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya