Presiden Korsel Yakin Pertemuan AS-Korut Akan Berlangsung Sukses

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sangat yakin pertemuan antara Amerika Serikat dan Korea Utara akan membuahkan hasil yang positif.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 22 Mar 2018, 06:27 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjabat tangan dengan Kepala Delegasi Korea Selatan Chung Eui-yong saat melakukan pertemuan di Pyongyang (5/3). (AFP/Handout)

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengungkap kemungkinan pertemuan tiga arah antara Amerika Serikat, Korea Utara dan Korea Selatan, akan berjalan sukses. 

Berbicara setelah pertemuan Komite Persiapan KTT Antar Korea, Presiden Moon mengatakan, perundingan terus berlanjut menjelang "pertemuan bersejarah" dengan Kim Jong-un, yang direncanakan digelar pada bulan depan. Demikian dilansir dari CNN pada Rabu (21/3/2018).

Presiden Moon diperkirakan akan bertemu dengan Kim JOng-un pada bulan April. Jika terlaksana, ini merupakan pertama kalinya pemimpin Korea Utara bertemu secara terbuka dengan pemimpin asing.

"Melalui pembicaraan ini, dan juga di masa depan, kita harus mengakhiri masalah nuklir guna mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea. Hal ini diperlukan agar kedua negara Korea hidup bersama dalam damai, tanpa mengganggu atau merusak satu sama lain," kata Presiden Moon,

Menurut beberapa pengamat, pertemuan antara Presiden Moon dan Kim Jong-un hanyalah pemanasan untuk agenda utama, yakni pertemuan Korea Utara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sekitar bulan Mei.  

 

 Simak video mengenai jabat tangan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Moon Je-in berikut: 

2 dari 2 halaman

Pertemuan AS dan Korut Dilakukan di Suatu Lokasi yang Netral

Bagaimana jika dua kepala negara berdebat dan saling mengejek? Ini tanggapan Donald Trump saat diejek Kim Jong Un, pria tua.

Pernyataan Presiden Moon muncul bersamaan dengan disiarkannya opini positif oleh media Korea Utara, mengenai sejarah pertemuan perdana antara pemimpin negara tersebut dengan AS.

Dalam sebuah editorial yang diterbitkan oleh lembaga penyiar resmi Korea Utara, KCNA, disebutkan adanya 'tanda perubahan' dalam hubungan antara kedua negara.

Korea Utara belum pernah berkomentar sedikitpun mengenai rencana bersejarah ini, meski Presiden Donald Trump telah sepakat memenuhi undangan yang dikirimkan kepadanya.

Dalam sebuah editorial yang tayang pada hari Rabu, penyiar setempat menyampaikan peringatan kepada kaum konservatif AS dan Korea Seatan, untuk tidak berusaha menggagalkan pembicaraan dengan menjajakan cerita tanpa dasar, yang dapat mendistorsi fakta di lapangan.

Jika ditilik dari antusiame Presiden Moon, banyak media menduga persiapan untuk perundingan AS dan Korea Utara sudah berlangsung.

Dugaan ini kian kuat setelah Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong Ho, berkunjung ke Swedia untuk melakukan pembicaraan dengan diplomat negara tersebut, yang mewakili kepentingan AS di Pyongyang.

Kunjungan itu menyebabkan spekulasi pertemuan potensial antara Trump dan Kim bisa berlangsung di Stockholm, lokasi netral yang cocok, baik bagi Washington maupun Pyongyang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya