Jokowi: Nilai Bisnis Penangkaran Burung Capai Rp 1,7 Triliun

Selain berguna untuk melestarikan spesies burung di Indonesia, kegiatan penangkaran juga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Mar 2018, 13:50 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Festival dan Pameran Burung Berkicau Piala Presiden Jokowi 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, penangkaran burung merupakan salah satu kegiatan bisnis yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Bahkan perputaran uang pada kegiatan tersebut bisa mencapai Rp 1,7 triliun per tahun.

Menurut dia, selain berguna untuk melestarikan spesies burung di Indonesia, kegiatan penangkaran juga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

"Yang berkaitan dengan ekonomi. Dengan penangkaran itu juga roda ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan juga tumbuh," ujar dia di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Minggu (11/3/2018).

Kegiatan yang berkaitan dengan penangkaran burung mulai dari jasa pembuatan sangkar, produksi pakan, obat-obatan hingga kompetisi. Semua kegiatan tersebut diperkirakan menimbulkan yang beredar di masyarakat sebesar Rp 1,7 triliun per tahun.

"Ada pembuatan sangkar burung, kemudian makanan burung, jadi berkembang dan hitungannya tadi untuk perputaran Rp 1,7 triliun per tahun. Artinya di sisi penangkaran, pakan, sangkarnya, obat-obatannya," tandas Jokowi.

2 dari 3 halaman

Punya Banyak Spesies

Untuk menarik minat wisatawan ke Lubuklinggau, Walikota Lubuklinggau menggelar lomba burung berkicau yang berhadiah cukup besar, Sumatera Selatan, Minggu (12/10/2014) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan, Indonesia memiliki banyak spesies burung. Hingga saat ini tercatat ada sekitar 1.660-an jenis burung yang ada di Indonesia.

"Jadi di negara kita Indonesia memiliki spesies burung yang sangat banyak sekali. Dari informasi yang diberikan kepada saya ada 1660-an spesies jenis burung yang ada di negara kita.‎ Ini Sebetulnya sebuah kekayaan besar yang diberikan Allah, yang diberikan Tuhan kepada kita," ‎ujar dia.

Oleh sebab itu, lanjut Jokowi, dirinya menghargai upaya yang dilakukan oleh para pencinta burung. Selain memelihara dan melatih burung untuk diikutsertakan dalam lomba, komunitas pencinta burung ini juga melakukan pengembangbiakan burung, termasuk yang sudah hampir punah.

"Oleh sebab itu saya sangat menghargai tadi banyaknya penangkaran-penangkaran burung yg ada di banyak daerah sekarang ini. Tadi ada penangkaran murai, kolibri, jalak. Contoh jalak bali dulu sudah punah tetapi karena berhasil ditangkarkan sekarang jumlahnya sudah banyak sekali," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Penangkaran

Jalak putih, salah satu jenis burung yang akan dipasangi microchip, hasil penangkaran TSI. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Jokowi berharap upaya pengembangbiakan dan penangkaran yang dilakukan oleh komunitas pencinta burung ini terus dilakukan. Dengan demikian, diharapkan bisa melindungi spesies burung dari potensi kepunahan.

"Penangkaran-penangkaran seperti itu yang justru akan selain memberikan ruang bagi penghobi, penggemar burung, juga penangkaran ini bisa menjaga spesies-spesies itu dari kepunahan," tandas dia.

Sebagai informasi, Indonesia memiliki keanekaragaman burung yang sangat tinggi di dunia. Berdasarkan data burung Indonesia tahun 2017, jumlah jenis burung di Indonesia tercatat 1.769 jenis. Di antaranya tercatat 531 jenis burung yang statusnya dilindungi, seperti elang, jalak bali, rangkong gading, kasuari, gelatik jawa, cucak rawa.

Indonesia juga menempati peringkat pertama yang memiliki jumlah burung endemik tertinggi didunia. Di Indonesia tercatat lebih dari 372 jenis burung endemik, yaitu jenis burung yang tidak dapat ditemukan di negara lain di dunia‎.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya