Kerap Merasa Cemas? Ini Manfaatnya Bagi Kehidupan Anda

Ternyata rasa cemas tak selalu berdampak negatif. Ini manfaatnya bagi kehidupan Anda.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2018, 12:08 WIB
Ilustrasi cemas (iStockphoto/hobo_018)

Liputan6.com, Jakarta Perasaan cemas kerap mengganggu konsetrasi dan membuat segalanya jadi kacau. Rasa cemas juga sering membuat pikiran seseorang jadi negatif dan tidak membuat segala hal menjadi lebih baik.

Namun jangan salah, memiliki rasa cemas ada manfaatnya juga lho, terutama pada ingatan. Seseorang yang memiliki kecemasan tinggi dapat mengingat hal-hal lampau lebih detail. Hal itu pun disampaikan melalui penelitian dalam jurnal jurnal Brain Sciences.

Tapi sebaliknya, bila rasa cemas terlampau tinggi dan berubah menjadi rasa takut, hal tersebut dapat membuat sesuatu yang netral dianggap memiliki unsur negatif.

"Orang dengan kecemasan tinggi harus berhati-hati. Pada tingkat tertentu, ada kecemasan yang dapat menguntungkan proses ingatan. Tapi kami tahu dari penelitian lain bahwa tingkat kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan orang mencapai titik kritis, yang mempengaruhi ingatan dan penampilan mereka," kata profesor University of Waterloo, Kanada, Myra Fernandes seperti dilansir dari Zeenews, Kamis (1/3).

 

2 dari 3 halaman

Penelitian tentang kecemasan

Ilustrasi cemas (iStockphoto)

Peneliti melakukan penilaian terhadap 80 mahasiswa di University of Waterloo. Setengah dari peserta secara acak diberikan tugas kelompok untuk melakukan instruksi pengkodean dalam. Sementara separuh lainnya ditugaskan melakukan pengkodean dangkal.

Hasil penelitian ini menunjukkan individu yang memiliki rasa cemas tinggi menjadi lebih peka terhadap pengaruh konteks emosional di ingatan mereka.

 

 

3 dari 3 halaman

Pola Pikir Negatif

Ilustrasi cemas (iStockphoto/BrianAJackson)

Hal tersebut membuat sesuatu yang memiliki makna netral, menjadi tercemar dan dianggap sebagai ancaman oleh mereka yang memiliki rasa cemas tinggi.

"Dengan memikirkan kejadian emosional atau dengan memikirkan kejadian negatif, ini mungkin membawa pola pikir negatif yang dapat membuat Anda bias atau mengubah cara Anda memandang lingkungan," jelas Christopher Lee, peneliti dari University of Waterloo.

Penulis: Syifa Fauziah

Sumber: brilio.net

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya