Lahan Jadi Kendala Duit Pinjaman Kereta Cepat Tak Kunjung Cair

KCIC menyebut untuk mencairkan dana pinjaman kereta cepat Jakarta-Bandung harus selesai pembebasan lahan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Feb 2018, 17:50 WIB
Model berpose di sisi miniatur kereta cepat saat pameran INAPA 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (29/3). Pameran ini berlangsung di Hall B1 JIExpo Kemayoran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) masih menunggu kucuran dana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Agar dana tersebut bisa dicairkan, ada syarat yang harus dipenuhi. 

Komisaris Utama Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Sahala Lumban Gaol mengatakan, ‎sesuai dengan perjanjian dengan pihak China, yaitu China Development Bank, untuk mencairkan dana investasi ada syarat yang harus ditempuh.

"Jadi begini, pencairan dana (kereta cepat) itu kan selalu ada perjanjian persyaratan pencairan dana, sekarang kita lagi menyelesaikannya," kata Sahala, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (8/‎2/2018).

Sahala mengungkapkan, syarat tersebut adalah pembebasan lahan yang akan dijadikan proyek pembangunan‎ kereta cepat Jakarta-Bandung. Sampai saat ini dari 140 kilometer (km) lahan yang dibutuhkan, yang telah bebas baru 54 km.

"Salah satu persyaratannya adalah pembebasan lahan berapa persen, salah satunya kita sudah mendekati itu," ujar Sahala.

‎Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, saat ini masih dirumuskan struktur pendanaan yang sesuai dengan proyek tersebut. Untuk diketahui, jika mengacu pada konsep awal, proyek tersebut‎ diperkirakan membutuhkan investasi total US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 79,65 triliun (kurs Rp 13.500 per dolar AS) dari China Development Bank.

"Tinggal sekarang mengenai financing-nya (kereta cepat). Kita lihat strukturnya bagaimana kita buat supaya dia bisa feasible. Jadi lagi hitung khusus mengenai ini dan minggu depan akan bertemu sekali lagi," tutup Luhut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Penyelesaian Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Molor

Pengunjung melihat miniatur kereta cepat di pameran Indonesia Business and Development Expo (IBD Expo) di Jakarta, Rabu (20/9). Pameran IBD Expo berlangsung dari 20-23 September 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini kurang dari 10 persen. Kondisi ini dipastikan membuat ‎penyelesaian proyek tersebut meleset dari target yang ditetapkan pada 2018.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan‎ mengatakan, penyelesaian proyek yang dimulai pada 2016 tersebut sudah dipastikan molor. Dia memperkirakan kereta cepat Jakarta-Bandung dapat selesai pada akhir 2019 atau awal 2020.

"Oh iya itu sudah hampir pasti. Mungkin akhir 2019 atau awal 2020," kata Luhut, usai rapat koordinasi tentang kereta cepat Jakarta-Bandung, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Luhut mengaku tidak mempermasalahkan keterlambatan proyek itu. Menurut dia, yang terpenting pembangunan proyek sepanjang 140 kilometer (km) tetap berjalan, sehingga tidak mangkrak.

"Enggak apa-apa, yang penting jalan seperti LRT, itu lebih bagus dari pada berhenti. Jadi kami lihat modelnya dulu seperti LRT  sekarang tidak ada masalah," tutur Luhut.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi‎ mengungkapkan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah dimulai, tetapi kurang dari 10 persen berupa pembangunan terowongan. Dia memperkirakan pembangunan konstruksi secara massal bisa dilakukan Mei 2018.

"‎Sebenarnya sekarang sudah mulai ya, tapi minor. Konstruksi akan masal Mei. Sekarang sudah jalan," tutur Budi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya