Harga Emas Dunia Lebih Murah

Sehari sebelumnya, Dolar turun dan mendorong harga emas naik dipicu komentar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Jan 2018, 06:41 WIB
Permintaan emas menguat terutama dari India membuat harga emas semakin berkilau di awal pekan.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 1 persen seiring penguatan Dolar Amerika Serikat (AS) dipicu pernyataan Presiden Donald Trump yang menginginkan mata uang ini menguat.

Melansir laman Reuters, Jumat (26/1/2018), harga emas di pasar spot turun 0,8 persen ke posisi US$ 1.347,39 per ounce. Harga sempat di posisi US$ 1.366,07, tertinggi sejak 3 Agustus 2016.

Sebelumnya, harga emas berjangka AS untuk Februari naik US$ 6,60, atau 0,5 persen di posisi US$ 1.362,90 per ounce.    

Dolar membalikkan kerugiannya setelah Trump mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara di Davos, Swiss bahwa ia ingin melihat dolar menguat. Ini mengirim harga emas jatuh ke US$ 1.342,70 per ounce.

Sehari sebelumnya, Dolar turun dan mendorong harga emas naik dipicu komentar Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin yang menyambut baik melemahnya Dolar.

"Kemudian komentar Trump kedua keluar, kami melihat pelemahan euro dan penguatan dolar berdampak ke pasar," kata Phillip Streible, Ahli strategi Komoditas Senior di RJO Futures di Chicago.

Setelah mencapai puncaknya sejak Agustus 2016 pada minggu ini, harga emas terkena koreksi, kata para pedagang.   

Untuk logam mulia lainnya, perak turun 1,5 persen menjadi US$ 17,30 per ounce setelah menyentuh US$ 17,70. Ini tertinggi sejak 15 September.

Harga Platinum turun 0,2 persen menjadi US$ 1.010,50 per ounce setelah mencapai level tertingginya sejak Februari 2017 US$ 1.027,60. Harga    Palladium turun 1,5 persen pada US$ 1.094,35 per ounce.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya