Australia Gelontorkan Dana Rp 1 Triliun untuk Kesehatan Mental

Pemerintah Australia menyuntikkan dana lebih dari 100 juta dolar Australia atau senilai Rp 1 triliun dalam bentuk program kesehatan mental.

oleh Citra Dewi diperbarui 11 Jan 2018, 07:48 WIB
Ilustrasi depresi (iStock)

Liputan6.com, Canberra - Anak muda Australia yang mencari bantuan untuk mengatasi depresi dan kecemasan, akan mendapatkan bantuan lebih dari pemerintah.

Pasalnya, pemerintah Australia menyuntikkan dana lebih dari 100 juta dolar Australia atau senilai Rp 1 triliun, dalam bentuk program kesehatan mental di sekolah-sekolah dan sejumlah pusat baru Headspace, yakni organisasi yang fokus pada kesehatan mental anak muda.

Dikutip dari ABC Australia Plus, Kamis (11/1/2018), menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan bahwa inisiatif tersebut akan membantu sekolah-sekolah dan komunitas untuk mendukung kesejahteraan dan kesehatan mental anak-anak Australia.

Suntikan dana itu juga sebagai tanggapan atas masalah-masalah yang dialami warga secara pribadi maupun komunitas.

"Kami tahu ada sekitar 4 juta warga Australia yang mengalami gangguan kesehatan mental setiap tahun," katanya.

Lebih dari 45 juta dolar Australia atau senilai Rp 450 miliar, akan disalurkan lewat organisasi beyondblue untuk program kesehatan mental yang terpadu di sekolah-sekolah.

 

2 dari 2 halaman

Program dan Lembaga yang Mendapat Suntikan Dana

Beyondblue merupakan program nasional baru untuk mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental yang lebih baik bagi anak-anak Australia, mulai dari awal pendidikan sampai akhir sekolah menengah.

Pusat-pusat baru Headspace akan didirikan di seluruh Australia, dengan dorongan dana sebesar 30 juta dolar Australia atau senilai Rp 350 miliar.

Pusat-pusat tersebut nantinya akan memberikan layanan kesehatan mental bagi anak-anak muda berusia 12-25 tahun, bantuan kerja dan belajar, serta pelayanan berkaitan dengan alkohol dan obat-obatan.

Lembaga lainnya, Kids Helpline, ReachOut, Suicide Callback Service, dan Qlife akan menerima hampir 2 juta dolar Australia atau senilai Rp 20 miliar, selama dua tahun untuk layanan telepon, webchat, dan bantuan kesehatan mental online lainnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya