Trump Potong Pajak, Perusahaan Ini Beri Bonus Spesial ke Karyawan

Bonus itu diberikan untuk 200 ribu karyawan masing-masing sebesar US$ 1.000.

oleh Irma Garnesia diperbarui 24 Des 2017, 19:31 WIB
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, New York - AT & T Inc., perusahaan telekomunikasi asal Amerika Serikat (AS), memberikan bonus spesial ke 200 ribu pegawai masing-masing sebesar US$ 1.000 atau sekitar Rp 13,5 juta. Bonus itu diberikan untuk merayakan keputusan Senat Amerika Serikat (AS) yang menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Perpajakan yang diajukan Presiden Donald Trump.

Salah satunya memangkas tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan dari 35 persen menjadi 21 persen. Pembayaran bonus tersebut merupakan jawaban dari perusahaan AS untuk membantah kritik bahwa pemotongan pajak bagi perusahaan hanya akan menguntungkan pemegang saham ketimbang pekerja.

"Bonus tersebut akan diberikan kepada karyawan bagian manajemen, non-manajemen, dan front-line manajemen," ujar manajemen AT & T seperti yang dikutip Timeinc pada hari Rabu (20/12/2017).

Raksasa telekomunikasi yang berbasis di Dallas tersebut juga berencana melakukan menginvestasikan tambahan sebesar US$ 1 miliar di AS tahun depan.

"Ini adalah acara pembebasan modal," Chief Executive Officer AT & T Randall Stephenson pada jamuan makan Economic Club New York pada 29 November.

Jika Trump menandatangani UU tersebut sebelum Natal, karyawan akan mendapatkan bonus mereka selama liburan. Hubungan AT & T dengan pihak pemerintahan Trump kerap mengalami pasang surut. Bahkan saat Stephenson memuji Trump, Departemen Kehakiman sibuk menyiapkan kasus antimonopoli melawan akuisisi Time Warner kepada AT & T yang bernilai US$ 85,4 miliar.

Stephenson telah menandai kesepakatan tersebut sebagai strategi yang vital. Namun Trump mengatakan bahwa transaksi tersebut akan merugikan konsumen.

AT & T juga pernah mencetak kemenangan ketika Komisi Komunikasi Federal menghapuskan regulasi bagi penyedia layanan internet. Trump sempat memberi komentar mengenai rencana pemberian bonus dari AT & T pada sebuah konferensi pers pada hari Rabu. "Itu karena apa yang kami lakukan. Jadi itu cukup bagus," katanya.

Perusahaan telekomunikasi biasanya cenderung meningkatkan pengeluaran modal (capital spending) mereka jika ada tagihan pajak. AT & T dan para pesaingnya memperluas jaringan mereka untuk memberikan kecepatan internet yang lebih tinggi dan cakupan lebih luas karena lebih banyak perangkat terhubung ke internet.

Pada pemilu tahun 2016, kandidat Partai Republik mendapatkan 62 persen sumbangan, atau sebesar US$ 2,7 juta atau sekitar Rp 36 miliar, dari komite aksi AT & T yang mengumpulkan sumbangan tersebut dari karyawan mereka, menurut Center for Responsive Politics. Stephenson rata-rata mengantongi bonus sekitar US$ 5,2 juta atau Rp 70 miliar selama tiga tahun terakhir.

Tak hanya AT & T, Boeing Co, Perusahaan multinasional yang merancang, memproduksi, dan menjual pesawat terbang, juga menjanjikan sebesar US$ 300 juta atau RP 4 triliun pada hari Rabu untuk training karyawan, memperbaiki infrastruktur kantor, dan kegiatan sosial, serta membayar pajak itu sendri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya