Musisi Norwegia Ini Membuat Terompet dari Es, Tak Kedinginan?

Dalam sebuah konsernya, ia menyuguhkan serangkaian alat musik serba es, antara lain terompet es, drum es dan "iceofone" atau gambang es.

oleh Afra Augesti diperbarui 22 Des 2017, 08:42 WIB
Terje Isungset memainkan alat-alat musik dari es di pada Jamuan Makan Nobel di Balai Kota Stockholm, Swedia, 10 Desember 2017. (VOA Indonesia)

Liputan6.com, London - Biasanya musisi berusaha menghindari kedinginan saat menggelar konser pertunjukkan. Namun tidak halnya untuk komposer dan pemusik Norwegia, Terje Isungset. Rasa dingin itu bukanlah sebuah momok, dengan berani ia 'bermain' es.

Pada penampilannya di Royal Festival Hall di London baru-baru ini, ia menyuguhkan serangkaian alat musik serba es, antara lain terompet es, drum es dan "iceofone" atau gambang es. Pertunjukkan memukau itu diiringi oleh suara merdu Maria Skranes.

Ia tak hanya menganggap dirinya sebagai musisi, tapi juga seniman. Pasalnya ia ingin memperlihatkan keindahan dan 'keanggunan' es. Pemusik Norwegia bergenre Skandinavia jazz itu menciptakan instrumen-instrumen musiknya menggunakan gergaji mesin dan kapak es.

"Saya melihatnya (es) sebagai sesuatu yang lebih bermakna. Ini tak hanya menyangkut jati diri saya, proyek saya dan ego saya, tapi elemen-elemen di dalamnya," kata Isungset kepada Reuters, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (21/12/2017).

Penyelenggara festival musik di Norwegia mengatakan, Isungset sudah 'manggung' di sekitar 50 festival dan konser setiap tahunnya. Tempatnya pun tak normal, kebanyakan bersuhu dingin seperti Norwegia, Kanada atau Rusia.

Menurut Isungset, 'manggung' di lokasi bersuhu hangat bisa menimbulkan kesulitan, karena berada di suhu ruangan lebih dari 50 menit saja bisa merusak instrumen-instrumen musik.

Isungset menambahkan, seluruh peralatan yang digunakan untuk pertunjukkan di London, dibuat di Norwegia dan dikirim menggunakan kotak khusus. Fakta ini menunjukkan bahwa membuat alat musik dari es tidak bisa menggunakan sembarang air.

"Air yang sudah terkena polusi tidak bisa menghasilkan bunyi yang indah. Menggunakan air keran pun tak bisa, karena air keran mengandung bahan kimia," katanya.

Es terbaik adalah es dari 2003 di utara Swedia. Isungset sangat tertarik kepada es itu.

2 dari 2 halaman

Dinginnya Hotel Es di Swedia

Ruangan hotel ini dirancang oleh Petros Dermatas dan Ellie Souti dimana kamar ini memiliki lampu yang bersinar melalui balok-balok es yang berada diruangan tersebut. (Dailymail)

Memang benar apa kata Terje Isungset bahwa es di Swedia adalah es terbaik yang pernah ada. Di Swedia, ada sebuah hotel es yang terletak di desa kecil Jukkasjärvi.

Sudah berdiri sejak 26 tahun silam, bangunan hotel ini dibuat dari ukiran es dan salju yang diambil dari Sungai Torn, sehingga menghasilkan karya seni yang unik dan berkelas. Meski sudah puluhan tahun lamanya, namun struktur bangunan ini masih dalam kondisi bagus dan mengesankan.

Hotel ini memiliki 55 kamar dan dibangun hanya dalam waktu dua bulan dari 4.000 ton salju dan es. Untuk merasakan nuansa lebih dingin lagi, ada 19 kamar suite yang dirancang oleh berbagai seniman berbeda dan masing-masing dibekali tema unik.

Tergantung ruangan mana yang Anda pilih, harga menginap per malam di hotel es ini berkisar antara US$ 300 hingga US$ 1.000 untuk deluxe suite dengan water heater dan sauna.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya