Laju IHSG Cenderung Tertekan Sambut Akhir Pekan

Kemarin, IHSG ditutup melemah. IHSG susut sebanyak 28,67 poin ke level 6.006,84.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Des 2017, 06:32 WIB
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi variatif dengan kecenderungan tertekan. Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.985 dan resistance 6.030.

"Potensi bergerak mixed tertekan," kata dia di Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Kemarin, IHSG ditutup melemah. IHSG susut sebanyak 28,67 poin ke level 6.006,84. IHSG tertekan oleh sektor pertanian, pertambangan dan keuangan.

Lanjar menuturkan, pelemahan IHSG disebabkan oleh data indeks keyakinan konsumen yang tidak sesuai harapan. Pelemahan IHSG juga imbas dari aksi jual asing yang cukup besar.

"Posisi net sell pun melebar di mana terjadi net sell sebesar Rp 890,18 miliar selama jam perdagangan dengan saham BMRI, BBCA dan BBRI yang menjadi paling aktif mengalami aksi jual investor asing," jelas dia.

Sementara, Bursa Asia ditutup variatif. Indeks saham Nikkei, Topix, dan Hangseng menguat. Namun, indeks saham Shanghai dan Kospi melemah.

"Produsen tambang logam memimpin penguatan setelah harga logam menguat signifikan karena persediaan mayoritas barang tambang turun," ujar dia.

Saham rekomendasi Lanjar antara lain, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya