Jokowi: AS Akui Yerusalem Ibu Kota Israel Guncang Keamanan Dunia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Des 2017, 11:03 WIB
Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI, Joko Widodo berjabat tangan saat bertemu di sela-sela KTT G20 di Hamburg, Jerman, (8/7). Sejumlah pemimpin negara berkumpul dalam KTT G20 pada 7-8 Juli 2017. (AFP Photo/Soul Loeb)

Liputan6.com, Bogor Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan Trump itu pun mendapat kecamanan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, keputusan pemerintah AS yang juga akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem itu melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Terlebih, AS merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

"Pengakuan sepihak (Yerusalem ibu kota Israel) ini bisa mengguncang keamanan dunia," tegas Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/12/2017).

Jokowi pun meminta agar Donald Trump mengkaji kembali keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. "Meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," kata Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Keputusan Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu waktu Washington secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusannya tersebut "bertentangan" dengan kebijakan luar negeri AS yang telah berjalan selama tujuh dekade.

Pengumuman Trump sekaligus menandai langkah awal pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih dari sekadar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan. Ini hal yang harus dilakukan," ujar Trump saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis (7/12/2017).

Selama tujuh dekade, AS bersama dengan hampir seluruh negara lainnya di dunia, menolak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sejak negara itu mendeklarasikan pendiriannya pada 1948. Sementara, menurut Trump, kebijakan penolakan tersebut membawa seluruh pihak "tidak mendekati kesepakatan damai antara Israel-Palestina".

"Akan menjadi kebodohan untuk mengasumsikan bahwa mengulang formula yang sama persis sekarang akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda atau lebih baik," ungkap Presiden ke-45 AS tersebut.

Pengakuan terhadap Yerusalem, menurut Trump, adalah "sebuah langkah terlambat untuk memajukan proses perdamaian".

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya