Tak Sekadar Teman Nongkrong, Kopi Punya Faedah untuk Sakit Ginjal

Sebuah penelitian menemukan kebaikan lain dari kopi, selain menjaga mata tetap melek

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Nov 2017, 07:30 WIB
Kopi Efektif Atasi Sakit Kepala, Mitos atau Fakta?

Liputan6.com, Jakarta Jika menurut Anda kopi hanya memiliki manfaat untuk menjaga mata lelah, Anda keliru. Menurut sebuah penelitian, kopi memiliki kebaikan lebih dari itu.

Seperti diberitakan WebMD, studi yang melibatkan lebih dari 2.300 orang ini melaporkan, kafein pada kopi bisa membantu mengurangi 24 persen risiko kematian akibat penyakit ginjal kronis.

"Studi menunjukkan, efek perlindungan kopi pada pasien dengan penyakit ginjal kronis," kata pemimpin peneliti Dr. Miguel Bigotte Vieira, dari Centro Hospitalar Lisboa Norte, di Lisbon, Portugal.

Namun, penelitian observasional ini tidak jelas menunjukkan berapa banyak konsumsi kopi yang dibutuhkan.

Hanya saja ilmuwan melihat ada hubungan antara kafein pada kopi dengan penurunan risiko kematian dini walaupun tidak tergantung pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras, pendapatan keluarga, pendidikan, tingkat kreatinin (penanda masalah ginjal), tekanan darah tinggi, merokok, kolesterol tinggi, berat badan, masalah kardiovaskular dan diet sebelumnya, kata Bigotte Vieira.

 

2 dari 2 halaman

Studi harus ditindak lanjut

Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan rutin American Society of Nephrology di New Orleans. Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan dianggap pendahuluan sampai dipublikasikan di jurnal peer-review.

Dr. Leslie Spry, dari Lincoln Nephrology & Hypertension, Dialysis Center di Nebraska, berharap, akan ada studi lanjutan sebab ukuran penelitian yang relatif kecil, dan pengurangan risiko kematian yang kecil.

"Saya masih belum berani mengatakan bahwa semakin banyak kafein yang pasien minum, semakin lama mereka akan hidup. Saya lebih suka mengatakan, dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsi kafein, orang-orang dengan konsumsi kafein tertinggi memiliki tingkat kematian lebih rendah meski belum ada bukti yang kuat," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya