Industri Penerbangan Stagnan, Maskapai Mulai Perang Harga

Industri penerbangan sedang dihadapkan pada situasi stagnan dengan jumlah penumpang yang diangkut tak sebaik tahun sebelumnya.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Okt 2017, 19:35 WIB
Cuma Rp 0 saja, AirAsia berikan promo kursi pesawat untuk pencinta traveling ke berbagai destinasi dunia. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Industri penerbangan sedang dihadapkan pada situasi stagnan. Jumlah penumpang yang diangkut sampai saat ini tidak secemerlang tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Niaga Citilink Indonesia Andy Adrian mengatakan, kalaupun ada kenaikan jumlah penumpang, diperkirakan pertumbuhannya tidak terlalu tinggi. Fenomena ini yang menyebabkan para maskapai saat ini perang harga.

"Saat ini industri bisa dibilang lesu, ini yang kemudian saat ini ada isitilah price war antarmaskapai. Ini yang menjadikan setiap maskapai harus berinovasi," kata dia di Graha Angkasa Pura I, Jakarta, Selasa (24/10/2017).

Ia menuturkan, saat low season, banyak maskapai yang banting harga demi hanya mendapatkan penumpang. Sementara di sisi lain, setiap maskapai memiliki manajemen operasional yang berbeda-beda, sehingga tidak semua maskapai bisa mengikuti perang harga terserbut. Namun demikian, perang harga ini akan sedikit teredam dengan perkiraan peningkatan jumah penumpang memasuki akhir tahun.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan tengah melakukan kajian terkait rencana kenaikan tarif batas bawah bagi maskapai.

"Yang pasti Citilink kita akan comply terhadap aturan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk soal tarif batas bawah itu," ujar dia.

"Sekarang price war itu sudah parah, sementara di sisi lain perusahaan itu harus tetap hidup, kalau price war terus itu tidak ada yang sehat, jadi harga itu harus memberikan income bagi perusahaan," tambah dia. (Yas)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya