Kakek Sebatang Kara di Kebumen Rawat Puluhan Orang Gangguan Jiwa

Mbah Marsiyo merawat puluhan orang dengan gangguan jiwa nyaris tanpa bantuan siapa pun.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Okt 2017, 16:05 WIB
Mbah Marsiyo di kediamannya yang menyatu dengan pondok tempatnya merawat orang sakit jiwa di Desa Winong Kecamatan Mirit, Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo/Polres Kebumen)

Liputan6.com, Kebumen - Selasar sepanjang 22 x 10 meter itu tampak kumuh. Di sana-sini, puluhan orang dengan gangguan jiwa (ODJG) sibuk dengan aktivitasnya yang tak terkontrol.

Inilah pondok tempat Mbah Marsiyo (80) merawat puluhan orang gila sejak 40 tahun lalu. Ia merawat mereka sendirian, nyaris tanpa bantuan pihak luar. Jangan salahkan jika pasiennya kotor dan kurus kurang gizi. Saat ini, di pondoknya, Mbah Marsiyo merawat sebanyak 50 orang sakit jiwa

Mbah Marsiyo bercerita, awalnya sekitar akhir 1960-an, membeli tanah seluas 3.000 meter persegi yang kini masuk di wilatah RT 1 RW 2 Desa Winong Kecamatan Mirit. Tentu pada zaman itu, permukiman tak sepadat sekarang. Tanah itu kosong, dan ia menyebutnya sebagai tanah ‘jaman buda’.

Marsiyo mengaku tak paham kenapa sejak membeli tanah itu, penderita sakit jiwa kerap menyambanginya. Tak hanya satu, jika dihitung, dalam sebulan, puluhan orang dengan gangguan jiwa mendatanginya. Jika tak datang sendiri, mereka diantar keluarganya.

Anehnya, sebagian besar penderita gangguan jiwa itu sembuh setelah dirawat di pondok Mbah Marsiyo. Berawal dari situ, Mbah Marsiyo lantas dikenal sebagai orang yang mampu mengobati para penderita gangguan kejiwaan.

Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti bercengkerama dengan seorang pasien Mbah Marsiyo. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo/Polres Kebumen).

Informasi mengenai perjuangan Mbah Marsiyo merawat dan menyembuhkan penderita gangguan jiwa itu didengar oleh Kapolres Kebumen, AKBP Titi Hastuti. Sebab itu, pada Jumat, 13 Oktober 2017, Titi dan rombongan Polres Kebumen menyambangi pondok yang dikelola Mbah Marsiyo.

Titi menyerahkan bantuan yang diharapkan bisa meringankan beban Mbah Marsiyo untuk merawat pasiennya. Bantuan itu berupa bahan makan, pakaian dan juga uang tunai.

"Seperti kita ketahui, dalam mengelola pondok ini, Mbah Marsiyo tidak ada bantuan dari luar. Sehingga kita terketuk ingin ikut meringankan beban Mbah Marsiyo. Meski jumlahnya tidak seberapa, tapi kita berharap dapat bermanfaat bagi pondok ini," ucap Titi, melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Saat berkeliling di pondok, Titi menyapa dan bercengkerama dengan beberapa pasien. Ternyata, beberapa di antara mereka bisa berkomunikasi, meski tak begitu normal.

Ia pun mengajak para dermawan murah hati untuk mendermakan sedikit hartanya untuk membantu Mbah Marsiyo merawat puluhan orang dengan gangguan jiwa yang jumlahnya nyaris tak pernah berkurang dari masa puluhan tahun lalu.

Saksikan video pilihan berikut ini!

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya