Usai Pidato Yellen, Wall Street Ditutup Mendatar

Nasdaq membukukan kenaikan moderat yang didorong oleh saham-saham sektor teknologi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Sep 2017, 05:05 WIB
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - S&P 500 berakhir mendatar pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) dan Nasdaq membukukan kenaikan moderat yang didorong oleh saham-saham sektor teknologi usai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen memberikan pidato mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember nanti.

Mengutip Reuters, Rabu (27/9/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 10,05 poin atau 0,05 persen menjadi 22.286,04. S&P 500 naik 0,23 poin atau 0,01 persen menjadi 2.496,89. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 9,57 poin atau 0,15 persen menjadi 6.380,16.

Yellen mengatakan bahwa the Fed perlu melanjutkan langkah-langkah aau kebijakan yang telah dijalankan dari awal tahun. Salah satunya adalah kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga acuan. Sejak awal tahun the Fed telah dua kali menaikkan suku bunga acuan.

Sebelum Yellen berpidato, Kepala the Fed Atlanta Raphael Bostic yang merupakan anggota the Fed yang tidak memiliki hak pengambilan suara menjelaskan bahwa angka inflasi sudah sejalan dengan rencana the Fed untuk menaikkan suku bunga.

"Investor sudah mengambil posisi untuk kenaikkan suku bunga di akhir tahun ini. Tetapi belum terlalu mengetahui mengenai kebijakan yang akan diambil tahun depan," jelas analis BMO Private Bank di Chicago, Jack Ablin.

Pada perdagangan sehari sebelumnya, Wall Street tertekan karena adanya ancaman perang Korea Utara. 

Pasar bergejolak usai Menteri luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negara tersebut. Korut merasa berhak mempertahankan diri, termasuk menembak pelaku bom AS meskipun mereka tidak berada di wilayah udaranya.

Gedung Putih memperdebatkan hal tersebut, yang menilai hal tersebut tidak masuk akal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya