Begini Reaksi Tubuh yang Timbul Akibat Stres

Stres yang terjadi di otak bisa memengaruhi tubuh, terutama tekanan darah dan denyut jantung naik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 24 Agu 2017, 13:00 WIB
Stres pada otak bisa memengaruhi tekanan darah dan denyut jantung.

Liputan6.com, Jakarta Stres yang ada di otak dapat memprediksi, bagaimana tubuh bereaksi secara fisik terhadap situasi yang penuh tekanan. Hal ini menjadi rujukan penting karena beberapa orang memiliki reaksi fisik yang lebih kuat terhadap stres.

Reaksi fisik pada tubuh bisa berujung buruk, seperti jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah meningkat lebih tinggi. Reaksi stres yang berlebihan ini bisa berakibat buruk dalam jangka panjang.  

Orang yang tekanan darahnya meningkat dalam situasi stres ini kemungkinan mengalami tekanan darah tinggi pada masa depan.

Mereka juga memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung, menurut penelitian yang dipublikasikan pada 23 Agustus 2017 di Journal of The American Heart Association.

 

Simak video menarik berikut:

2 dari 2 halaman

Tekanan darah dan denyut jantung naik

Untuk mempelajari hubungan antara stres di otak dan reaksi yang terjadi pada tubuh, para peneliti melakukan pemindaian otak terhadap lebih dari 300 orang dewasa sambil memantau respons fisik, seperti tekanan darah dan detak jantung, ditulis dari Live Science, Kamis (24/8/2017).

Hasil temuan dari penelitian menunjukkan, orang-orang yang bereaksi lebih kuat terhadap stres secara fisik termasuk orang-orang yang masuk kategori tekanan darah dan denyut jantungnya meningkat lebih tinggi.

Namun, penelitian ini tidak membuktikan, adanya peningkatan aktivitas di bagian otak tertentu sebagai respons terhadap stres yang bisa menyebabkan perubahan fisik dalam tubuh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya