Bappenas: Perlu Peran Swasta Atasi Masalah Kemiskinan

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, pemerintah akan fokus perbaiki taraf hidup 40 persen penduduk terbawah di struktur ekonomi.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Agu 2017, 04:30 WIB
Deretan rumah semi permanen di bantaran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta (31/10). Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan saat ini terdapat 13,5 juta penduduk Indonesia yang hidup miskin di lingkungan kumuh. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, mengatakan, dalam memecahkan masalah ketimpangan dan kemiskinan, pemerintah perlu bekerja lebih agresif. Selain itu, pemerintah juga perlu peran sektor swasta untuk mengatasi permasalahan ini.

"Kemiskinan dan ketimpanngan merupakan masalah kita bersama. Oleh karena itu, pemerintah memerlukan dukungan dan kerja sama atau kolaborasi dengan semua kalangan seperti LSM, akademisi, pemerintah daerah, swasta dan pemangku kepentingan lainnya," ujar dia di Jakarta, Jumat malam (11/8/2017).

Menurut Bambang, peran swasta dibutuhkan guna mempercepat pengurangan angka kemiskinan dan mengatasi ketimpangan. Demikian pula dengan pemerintah daerah, karena apapun programnya, pada akhirnya dieksekusi di daerah.

Selanjutnya, dia juga menyatakan pemerintah akan fokus memperbaiki taraf hidup 40 persen penduduk terbawah dalam struktur ekonomi. Itu artinya, intervensi pemerintah akan difokuskan pada kelompok masyarakat tersebut.

"Sejauh ini, Indonesia sudah baik polanya dalam mengurangi kemiskinan, tetapi belum cukup agresif. Tentu banyak area yang harus diperbaiki," jelas dia.

Bambang menegaskan, saat ini pemerintah punya komitmen yang kuat dalam mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan. Hal tersebut tertuang dalam Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

"Pada tahun 2019, tingkat kemiskinan diharapkan dapat turun menjadi 7 persen-8 persen dari angka baseline 11,22 persen di 2015. Demikian pula, angka ketimpangan diupayakan menurun dari 0.408 di 2015 menjadi 0.36 di akhir RPJMN," kata dia.

Bambang mengungkapkan, pihaknya akan segera menyusun policy paper, mengenai strategi untuk menurunkan ketimpangan di Indonesia. Policy paper tersebut nantinya akan dibawa dalam Rapat Terbatas dengan mengajak pemerintah daerah untuk memberikan komitmen bersama.

"Komitmen tersebut selanjutnya diselaraskan dalam siklus perencanaan dan penganggaran pembangunan," ujar dia.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya