Situasi Politik AS Bikin Rupiah Menguat

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.312 per dolar AS hingga 13.324 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Agu 2017, 13:37 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.312 per dolar AS hingga 13.324 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Gejolak politik di AS menjadi pemberat gerak dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Selasa (1/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.314 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13. 325 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.312 per dolar AS hingga 13.324 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,17 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.318 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.323 per dolar AS.

Dolar AS memang tergelincir pada perdagangan hari ini karena adanya gejolak politik di AS. Presiden Donald Trump pada Senin memecat Anthony Scaramucci dari jabatannya sebagai direktur komunikasi setelah yang bersangkutan mengeluarkan kata-kata kasar kepada staf senior lainnya.

Pemecatan Scaramucci cukup mencengangkan karena terjadi hanya 10 hari ia berkantor di Sayap Barat Gedung Putih. Penunjukan Scaramucci telah memicu kekacauan yang menyebabkan mundurnya Sean Spicer sebagai sekretaris pers dan Reince Priebus sebagai kepala staf presiden.

"Peningkatan risiko tersebut membuat dolar tertekan terhadap yen dan juga mata uang di Asia lain," jelas analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Singapura, Teppei Ino.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah yang sempat menguat di pembukaan Senin, akhirnya ditutup stabil. Di tengah sentimen pelemahan dolar AS yang membawa nilai tukar di seantero Asia terapresiasi. "Sentimen negatif domestik terlihat masih cukup mempengaruhi," tutur dia. 

Kekhawatiran terhadap daya tahan fiskal naik di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia sepekan terakhir. Kekhawatiran terhadap turunnya daya beli juga akan diuji hari ini ketika indeks manufaktur Indonesia keluar. "Rupiah masih bisa menguat, terdorong oleh tekanan pelemahan dolar AS yang semakin kuat semalam." kata dia. 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya