3 Helikopter Bom Air Mondar-mandir di Langit Jambi

Sejak Januari hingga Juli 2017, ada 369 hektare lahan di Jambi terbakar.

oleh Bangun Santoso diperbarui 01 Agu 2017, 16:30 WIB
Sebuah helikopter dikerahkan ke lokasi kebakaran hutan yang melanda distrik Port Hills, kota Christchurch di Selandia Baru, Kamis (16/2). Sedikitnya 17 helikopter dan pesawat telah dikerahkan untuk membantu proses pemadaman api. (OLIVER WATSON/AFP)

Liputan6.com, Jambi - Cuaca panas dan kering mulai melanda sejumlah wilayah di Provinsi Jambi. Titik kebakaran lahan pun muncul. Gubernur Jambi, Zumi Zola, bahkan sudah menetapkan Jambi sebagai wilayah darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sejak sepekan terakhir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengirim tiga helikopter untuk membantu tim Satgas Karhutla di Jambi. Hingga Senin, 31 Juli 2017, tiga helikopter tersebut sudah melakukan 319 kali menyiramkan air dari udara.

Penyiraman air dari udara atau water bombing itu berlangsung di beberapa kabupaten yang terdapat titik kebakaran. Misalnya, Kabupaten Muarojambi, Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), dan Tebo.

"Sejak Januari hingga Juli 2017 total lahan yang terbakar mencapai 369 hektare. Dua belas hektare di antaranya adalah lahan gambut," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, Hamdan, Selasa, 1 Agustus 2017.

Selain upaya pemadaman, tim Satgas Karhutla Jambi juga menindak kasus pembakaran lahan dengan sengaja. Dua kasus yang tengah diusut ada di Kabupaten Tebo dan Kabupaten Tanjabtim.

Agar kebakaran lahan tidak meluas, Gubernur Jambi, Zumi Zola, sebelumnya meminta agar seluruh kepala daerah di Jambi meningkatkan kewaspadaan. Termasuk juga perusahaan perkebunan. Sebab, memasuki Agustus 2017, Jambi diprediksi memasuki musim kemarau.

"Jadi jangan hanya tim Satgas Karhutla yang sibuk. Seluruh pihak terkait harus membantu dan waspada. Masyarakat juga jangan membakar sembarangan," ujar Zumi Zola.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya