Gizi Buruk Renggut Nyawa Bocah 5 Tahun, Penanganan Medis Lambat?

Kadis Kesehatan menduga penanganan medis terhadap bocah gizi buruk itu sangat terlambat.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 06 Jul 2017, 19:00 WIB
Masih Banyak Anak Indonesia Alami Gizi Buruk

Liputan6.com, Bitung - Kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak kembali terjadi di Kota Bitung, Sulawesi Utara. Seorang bocah perempuan bernama Karunia Tobangen meninggal dunia di RSUD Bitung, setelah sempat dirawat selama lima hari.

Informasi diterima, Selasa, 04 Juli 20107 ini dibenarkan Kepala Puskesmas Bitung Barat, Vivi Tumbel. "Korban meninggal dunia Senin subuh di RSUD Bitung," ujar Vivi, Rabu 5 Juli 2017.

Karunia, warga asal Kelurahan Kakenturan Dua, Kecamatan Maesa itu meninggal karena kondisinya sangat parah. Selain menderita kekurangan gizi, bocah lima tahun itu juga terserang penyakit lain.

"Hasil diagnosa juga menderita paru-paru basah. Makanya bobot tubuh sangat tidak sesuai, cuma 6 kg lebih. Padahal untuk seumuran korban harusnya sekitar 14 kg," ungkap Vivi sambil menambahkan, Karunia dirawat di RSUD Bitung sejak Kamis, 29 Juni 2017 silam.

Kepala Dinas Kesehatan Bitung, Franky Soriton mengatakan, penanganan medis terhadap Karunia sangat terlambat. Dia menduga Karunia sudah menderita gizi buruk sejak berbulan-bulan lalu.

"Ini baru diketahui setelah kondisi korban sudah gawat. Kemungkinan besar sudah berbulan-bulan menderita. Mungkin kalau lebih awal bisa tertangani," kata Franky.

Franky menyesalkan kejadian seperti itu. Pelayanan kesehatan harus dimanfaatkan dengan baik oleh semua pihak. Dengan begitu, dia tidak ingin ada warga yang terlambat mendapat penanganan medis ketika menderita penyakit kronis.

"Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Tapi kalau semua pihak pro aktif, terutama masyarakat, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Pelayanan kesehatan selalu standby sehingga wajib dimanfaatkan," ucap dia.

Berdasarkan keterangan dari aparat kelurahan tempat Karunia berdomisili, Rivet Lohonaum, diketahui keluarga korban memang tergolong kurang mampu. Ayah Karunia yang bernama Inyo Tobangen seorang pekerja serabutan. Setali tiga uang dengan itu, ibunya yang bernama Ati Angkomona tidak bekerja.

"Memang memprihatinkan. Rumahnya saja hanya terbuat dari tripleks dengan ukuran yang kecil. Sudah begitu dinding sengnya sudah lubang-lubang dan berkarat," ungkap Rivet.

Nasib tak kalah memiriskan juga dialami Karunia. Bocah ini ternyata sempat berganti orangtua asuh semasa hidup. Karunia pernah diadopsi oleh orang lain, sewaktu baru berumur dua bulan. Tapi karena ibu angkatnya meninggal, dia  dikembalikan ke orangtua.

"Ternyata baru dua bulan kembali korban sudah meninggal," ucap Rivet mengenai perjalanan hidup Karunia sebelum meninggal karena gizi buruk.


Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya