Tren Motor Listrik Sudah Mulai di Indonesia, AISI Masih Cuek?

Keberadaan motor listrik ini sepertinya masih belum didukung sepenuhnya oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

oleh Arief Aszhari diperbarui 21 Jun 2017, 10:11 WIB
Stasiun Penyedia Listrik Umum PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) bisa dipakai untuk isi ulang motor listrik (Foto: M Luthfi)

Liputan6.com, Jakarta - Tren motor listrik di Indonesia dipercaya mampu mengurangi masalah polusi di Tanah Air. Namun, keberadaan motor bermesin alternatif ini seperti masih belum didukung sepenuhnya oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Hal ini terlihat dari belum adanya dukungan insentif, dan tidak adanya langkah AISI untuk setidaknya membicarakan masalah tersebut ke pemerintah. Padahal, jika ada insentif dari pemerintah bisa menekan harga jual motor listrik.

"Saya melihatnya begini, masalah insentif itu satu hal. Kalau kita anggap sesuatu produk memberikan manfaat dari segi finansial ke konsumen, apa perlu kita minta insentif," jelas Gunadi Sindhuwinata, Penasihat AISI saat berbincang dengan wartawan di Cawang, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Lanjut pria yang akrab disapa Pak Kang ini, jika sebuah produk bermanfaat bagi konsumen, seperti menurunkan biaya operasional, pengadaan lebih murah, tidak perlu untuk meminta insentif kepada pemerintah.

"Nah, ini problem dengan baterai misalkan, sejauh mana kita kuat memberikan insentif, supaya paling tidak harga sepeda motor listrik sama dengan konvensional. Ini kan suatu kebijakan yang harus ditemukan pemerintah, dalam hal anggaran," tegas Gunadi.

Namun, menurut Gunadi bukan berarti pihaknya tidak melakukan apa-apa terkait tren sepeda motor listrik yang mulai berkembang di Tanah Air. Bahkan, AISI sudah mengajukan standar produksi terkait kendaraan bertenaga alternatif. "Kita lihatnya jangka panjang, lebih jauh dari itu," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya