Aroma Sedap Makanan Bukan Jaminan Layak Santap

Anda tak hanya mencium aroma makanan untuk menentukan makanan layak atau tidak dimakan.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 09 Jun 2017, 19:30 WIB
Mencium aroma makanan bukan satu-satunya cara menilai makanan masih layak dimakan atau tidak.

Liputan6.com, Jakarta Kita biasanya mencium atau mengendus makanan untuk menentukan masih layak makan atau tidak. Bila berbau busuk mendadakan makanan sudah basi. Namun ternyata cara ini tidak selalu baik. 

Dikutip dari MSN, Jumat (9/6/2017), Lydia Buchtmann dari Food Safety Information Council, Australia mengatakan, aroma makanan tidak selalu mampu menilai makanan itu layak dimakan dan bebas dari bakteri.

Sebab, makanan dengan rasa yang masih enak dan tak berbau saja masih memungkinan kita sakit. Oleh karena itu, sebaiknya kita melabeli makanan dengan tanggal kapan membelinya sebelum menyimpannya di kulkas. 

Setelahnya, perhatikan juga cara menyimpan makanan tersebut. Menurut Lydia, ada beberapa makanan yang harus disimpan selama dua sampai tiga hari di suhu yang tepat, yaitu lima derajat Celcius.

 

2 dari 2 halaman

Penyimpanan makanan

Penyimpanan makanan

Nasi dan pasta paling baik disimpan tidak lebih dari dua atau tiga hari. Makanan ini berisiko tinggi basi karena mengandung spora bakteri beracun, yang disebut bacillus cereus. Spora bisa bertahan saat proses memasak dan menghasilkan bakteri baru yang bisa berkembangbiak.

Kue atau pasta yang dimasak lebih lama akan semakin besar berpotensi munculnya bakteri sehingga membuat makanan menjadi tidak aman untuk dimakan.

Jika makanan dibiarkan dingin, maka kemungkinan bakteri beracun bisa tumbuh dan menghasilkan racun berbahaya yang tidak akan hancur saat proses memasak lebih lanjut.

Sebaiknya, simpan makanan yang tidak akan dimakan segera ke dalam porsi kecil dalam wadah.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya