Serangan Teror Nodai Malam Bersejarah Real Madrid

Kemenangan ini menjadikan Real Madrid tim pertama pada era Liga Champions yang mempertahankan gelar dua kali berturut-turut.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 04 Jun 2017, 13:40 WIB
Pemain Real Madrid Marcelo membawa piala saat merayakan kemenangannya usai melawan Juventus dalam final Liga Champions di Stadion Cardiff, Wales (3/6). (Nick Potts/PA via AP)

Liputan6.com, Madrid - Kapten Real Madrid Sergio Ramos mengungkapkan keprihatinanya atas kejadian di London yang diguncang serangan teror. Ramos pun mengirim rasa simpati melalui media sosial. Dia menulis di Twitter: "Pikiran kita adalah dengan #London."

Ramos ingin sejenak menjauh dari perayaan Real Madrid mengangkat trofi Liga Champions. Dia menyampaikan rasa duka kepada korban yang terkena dampak di ibu kota Inggris.

Seperti diketahui, aksi terorisme kembali terjadi di Inggris, Sabtu 3 Juni 2017, kurang dari dua minggu setelah 22 orang tewas akibat bom bunuh diri di Manchester.

Sejumlah pejalan kaki terluka setelah sebuah kendaraan menabraknya di London Bridge. Tak lama kemudian di kawasan kafe dan pub di Borough Market terjadi penusukan. Beberapa pria dilaporkan membabi buta menyerang para pengunjung dan menghancurkan jendela-jendela restoran.

Serangan London ini menodai malam bersejarah bagi Madrid, yang mengalahkan 10 pemain Juventus 4-1 di Cardiff. Kemenangan ini menjadikan Real Madrid tim pertama pada era Liga Champions yang mempertahankan gelar dua kali berturut-turut.

2 dari 2 halaman

Fans Juve Panik

Para supporter tampak berlari panik usai terjadi ledakan saat nonton bareng final Liga Champions di Piazza San Carlo, Turin, Sabtu (3/6/2017). Acara nobar dipadati sekitar 20.000 supporter Juventus. (AFP/Massimo Pinca)

Sebelumnya, ledakan terjadi di Kota Turin. Seperti diberitakan The Sun, petasan dengan daya ledak besar membuat kepanikan fans Juventus yang sedang nonton bareng menggunakan layar lebar di San Carlo Square.

Suara ledakan yang menggelegar itu membuat ribuan fans Juventus panik. Mereka melarikan diri dan membuat suasana menjadi kacau. Dari video rekaman yang diunggah The Sun, fans saling berdesak-desakan.

Akibatnya, banyak anak-anak dan orang dewasa yang pingsan. Media Prancis mengabarkan, akibat ledakan tersebut, 200 orang mengalami luka hingga berdarah dan dua orang kritis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya