Sidak Takjil di Benhil, Djarot Temukan Kandungan Zat Berbahaya

Dari 52 sampel makanan yang dijual di Pasar Benhil, dua di antaranya mengandung bahan berbahaya setelah diuji BPOM.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Jun 2017, 19:57 WIB
Plt Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat saat mengunjungi Pasar Benhil. (Liputan6.com/Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengunjungi Pasar Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, Jumat sore. Kedatangan Djarot untuk memastikan makanan takjil yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya.

Dalam sidaknya, Djarot didampingi Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Penny Kusumastuti Lukito dan Kepala Balai Besar BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari.

Dari 52 sampel makanan yang dijual di Pasar Benhil, dua di antaranya mengandung bahan berbahaya setelah diuji BPOM. "Tadi ada dua (mengandung zar berbahaya)," ujar Djarot di lokasi, Jumat (2/6/2017).

Menurut Penny, dua jenis zat berbahaya itu adalah zat pewarna tekstil rodamin dan zat pengawet boraks.

"Ada dua jenis ya, kandungan rodamin pewarna merah tekstil di kue mangkok dan satu lagi adalah kerupuk gendar kandungannya boraks," kata Penny.

Meski masih didapati dua jenis zat berbahaya, menurut Penny jumlah pedagang makanan yang mengandung zat berbahaya menurun dari 25 persen menjadi 5 persen.

"Intensif melakukan operasi penindakan dan pendampingan fasilitasi pada pedagang, pada pemerintah daerah sudah ada penurunan. Jauh dibandingkan dua atau tiga tahun yang lalu. Tadinya kita temukan 25 persen, sekarang cuma sekitar 5 persen, bisa dikatakan aman yang di sini," jelas Penny.

Sementara itu, Djarot meminta pedagang yang menjual makanan dengan kandungan zat berbahaya untuk mengembalikannya ke penyuplai.

"Tadi saya sampaikan, kalau ada yang mengandung rodamin kembalikan pada yang buat dan bilang jangan buat lagi. Satu lagi kerupuk gendar itu mengandung boraks ya," kata Djarot.


 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya