Penonton Ariana Grande Berisiko Trauma, Ini Bahayanya

Ledakan di konser Ariana Grande rentan membuat penonton mengalami trauma, terlebih penonton sebagian besar anak-anak dan remaja.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Mei 2017, 14:30 WIB
Personel darurat berbicara kepada warga di luar Manchester Arena, Inggris, usai ledakan di dalam tempat konser penyanyi Ariana Grande, Senin (22/5). Belum diketahui penyebab ledakan maupun pelaku dalam serangan tersebut. (Peter Byrne/PA via AP)

Liputan6.com, Jakarta Ledakan usai konser Ariana Grande yang terjadi di Manchester Arena, Inggris, rentan membuat penonton mengalami trauma. Terlebih sebagian besar penonton adalah anak-anak dan remaja perempuan.

Bila memang anak dan remaja perempuan penonton konser Ariana Grande mengalami trauma lalu tak diatasi, hal ini bisa memperbesar risiko depresi saat nanti jelang menopause. Keterkaitan antara trauma yang terjadi di masa remaja dengan depresi di usia tua ini terungkap dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Clinical Psychiatry.

Memang tidak sepenuhnya jelas bagaimana keterkaitan hubungan itu terjadi. Namun, diprediksi tingkat molekul stres yang tinggi memengaruhi depresi di kemudian hari.

"Stres di usia muda membuat peradangan dan respons hormon tak sehat terhadap stresor," kata pemimpin studi C. Neill Epperson seperti mengutip Forbes, Selasa (23/5/2017).

Oleh karena itu penting sekali untuk meredakan trauma dengan pengobatan yang pas. Seperti mengonsumsi obat, meditasi, terapi, olahraga, dan diet sehat. Itu semua membantu mengatur respons stres dan peradangan.

Konser Ariana Grande tersebut merupakan rangkaian tur bertajuk Dangerous Woman Tour untuk mempromosikan album ketiga sang penyanyi. Rangkaian tur tersebut dimulai pada 3 Februari lalu dan akan berakhir 21 September 2017.  

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya