Korban Salah Tembak Polisi, Siswa Ceria Andalan Tim Voli

BA merupakan korban salah tembak ayahnya yang polisi karena dikira maling.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 27 Apr 2017, 18:30 WIB
Pihak Sekolah di SMPN 2 Bengkulu memulangkan murid lebih cepat dan pergi ke rumah duka korban salah tembak di Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Kepergian almarhum BA (14) siswa kelas VIII.H SMP Negeri 2 Kota Bengkulu meninggalkan duka yang sangat mendalam. BA merupakan korban salah tembak ayahnya yang polisi karena dikira maling.

BA yang meninggal pada Rabu dini hari kemarin itu kini sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karang Tinggi. Dia adalah putra bungsu dari dua bersaudara yang semuanya laki laki.

Erin Handayani Azahra, teman satu kelas BA menceritakan, awalnya mereka belum mengetahui kepergian BA saat masuk sekolah pada Rabu pagi kemarin. Dia hanya melihat bangku yang biasa diduduki BA bersebelahan dengan Muhammad Figu Gonzales, kosong.

Saat ada pengurus OSIS membawa kardus sumbangan dan memberitahu bahwa BA teman sekelas mereka sudah meninggal dunia, tangis pun langsung pecah. Sebagian siswi perempuan malah terlihat menjerit seolah tidak percaya bahwa teman mereka yang periang itu sudah pergi meninggalkan mereka.

"Tidak ada yang mampu membendung air mata kami, semuanya menangis, ada sesuatu yang mengganjal di dada kami, hanya lewat tangisan kami mengungkapkan perasaan kehilangan," ujar Erin sambil menyeka air mata di SMPN 2 Bengkulu, Kamis (27/4/2017).

Ivanka Dwi Gusti Adidnda, teman lain mengaku masih terbayang sosok BA yang ramai jika berdiskusi tentang apa pun. Kepergiannya karena salah tembak tersebut jelas membuat suasana yang selama ini ada menjadi hilang.

BA yang menjadi andalan tim bola voli sekolah itu sudah pergi, mereka hanya bisa memanjatkan doa-doa terbaik sebab mereka percaya peristiwa ini sudah takdir yang ditentukan oleh Allah yang maha kuasa.

"Kami semua sayang BA, semoga kamu tenang di alam sana kawan," ujar Ivanka dengan nada pelan.

Wali kelas BA, Harmaeni Khustati mengatakan, meskipun tidak berada di peringkat terbaik di kelas, tetapi Bagas dikenal cerdas dan mampu unggul dari rekannya untuk mata pelajaran tertentu. Untuk prestasi ekstra kurikuler, almarhum beberapa kali mengharumkan nama sekolah saat bersama tim bola voli merebut kemenangan di berbagai pertandingan.

"Prestasi paling menonjolnya di ekstra kurikuler," Harmaeni menjelaskan.

Pihak sekolah pada Kamis ini mengambil kebijakan memulangkan murid lebih cepat. Hampir semua dewan guru dan para siswa pergi ke rumah duka di Desa Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah, untuk mengadakan pengajian dan memanjatkan doa sambil sebagian berziarah.

Itu dilakukan untuk BA yang menjadi korban salah tembak ayahnya sendiri karena dikira maling.

"Kami ke sana untuk bersama sama mengirimkan doa, kami ikhlas dan berharap semua bisa menerima bahwa ini sudah takdir," kata Harmaeni Khustati.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya