Kurang Tidur di Malam Hari, Pertanda Buruk untuk Tubuh Kita

Kurang tidur bahkan tidak bisa tidur di malam hari dapat berisiko Anda mengalami gangguan tidur.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 30 Mar 2017, 09:12 WIB
Kurang tidur menjadi pertanda buruk terkena gangguan tidur.

Liputan6.com, Amerika Serikat Tidak bisa tidur saat malam hari termasuk gangguan tidur yang membuat siapa pun merasa tidak nyaman. Menurut data terbaru dari Trend Statistics, saat ini insomnia menjadi penyebab masalah kesehatan bagi masyarakat Amerika Serikat.

Sekitar satu dari tiga orang di Amerika tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup. Kondisi ini dinilai buruk menurut Centers For Disease Control and Prevention (CDC) dan Institute of Medicine and the National Center on Sleep Disorders Research, yang melacak pola tidur penduduk AS.

Hasil temuan melaporkan, orang yang lebih tua menderita masalah tidur, terutama insomnia. Lebih dari setengah orang Amerika berusia 65 tahun dan lebih tua mengungkapkan, waktu tidur mereka kurang dari tujuh jam tiap malam.

CDC pun menyatakan, orang yang mengalami insufisiensi (gangguan) tidur lebih berisiko menderita penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, depresi, dan obesitas.

Gangguan tidur berupa insomnia dan sleep apnea obstruktif (gangguan pernapasan saat tidur) masih berperan besar.

Diperkirakan 50 juta-70 juta orang dewasa di Amerika Serikat mengalami gangguan terjaga saat tidur. Mendengkur adalah indikator utama dari sleep apnea obstruktif.

2 dari 2 halaman

Pola tidur

Pola tidur

National Sleep Foundation menyatakan, perubahan fisik dan perubahan pola tidur yang terjadi pada sebagian orang yang lebih tua adalah proses dari penuaan normal. Ada anggapan orang yang lebih tua cenderung mempunyai waktu tidur yang sulit untuk tertidur.

Mereka juga lebih banyak punya masalah soal tidur daripada ketika mereka masih muda. Pernyataan ini termasuk kesalahpahaman umum, kebutuhan tidur menurun sesuai usia.

“Bahkan penelitian menunjukkan, kebutuhan tidur kita tetap konstan sepanjang masa dewasa,” menurut sebuah artikel, Aging and Sleep yang ditulis Michael V. Vitiello, sesuai dikutip dari Forbes, Rabu (29/3/2017).

Salah satu alasan yang membuat orang yang lebih tua terjaga, yakni perubahan pola tidur, yang dapat menyebabkan masalah tidur. Tidur terjadi dalam beberapa tahap termasuk periode mimpi dan tidur nyenyak, serta periode sesekali bermimpi aktif.

Siklus tidur berulang sampai beberapa kali pada malam hari walaupun waktu tidur penuh cenderung tetap konstan.

Orang yang lebih tua menghabiskan lebih banyak waktu pada tahap tidur ringan (tidur yang mudah terbangun) daripada tidur nyenyak.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya