Arus Balik Kendaraan ke Jakarta Diprediksi Naik 10,8 Persen

Volume lalu lintas akan mencapai 82.000 atau naik 10,8 persen dari normalnya 74.000 kendaraan.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Mar 2017, 18:36 WIB
Ilustrasi macet. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga memprediksi puncak arus balik pada libur Hari Raya Nyepi terjadi pada Selasa (28/3/2017) malam. Volume lalu lintas akan mencapai 82.000 atau naik 10,8 persen dari normalnya 74.000 kendaraan.

"Kami mengantisipasi kepadatan di GT Cikarang Utama, dengan Optimalisasi 17 gardu Exit reguler dan empat gerbang tol otomatis (GTO)," kata Assistant Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga, Dwimawan Heru Santoso di Kabupaten Bekasi.

Ia mengatakan, peningkatan arus lalu lintas ini sudah terjadi sejak Jumat 24 Maret dan mengalami kenaikan sebesar 7,94 persen. Sebelumnya 234 ribu kendaraan telah meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama pada periode 24-26 Maret 2017.

Pihaknya juga sudah menyiapkan empat gardu yang siap diaktifkan bila penumpukan terjadi. Selain itu Dalam kondisi darurat untuk meningkatan kapasitas transaksi pada Gerbang Tol dilakukan optimalisasi kapasitas GTO, yaitu dengan mekanisme transaksi nontunai menjadi transaksi tunai atau tapping e-Toll yang dilakukan petugas Pengumpul Tol.

"Tetapi pengguna jasa layanan GTO tidak perlu khawatir, dikarenakan pembayaran masih dapat menggunakan tapping pada loket yang ada," ujar Heru.

Ia menambahkan dalam menyikapi arus balik ini juga mengimbau untuk selalu pada posisi optimal baik pengemudi maupun kendaraannya.

"Ini sebagai bentuk antisipasi bila terjadi kecelakaan lalu lintas. Selain itu, pengguna jasa layanan tol dilarang berhenti dipinggir jalan karena akan mengganggu jarak pandangnya kendaraan lainnya," ungkap dia seperti dilansir Antara.

Selain itu, lanjut Heru, guna menjaga kestabilan lalulintas maka hindarilah tempat istirahat bila mana tidak terlalu penting, dikarenakan penyebab kemacetan dan penumpukan kendaraan.

"Guna menyikapi masalah ini pengguna jasa layanan tol seharusnya lebih mematuhi ketentuan aturan yang ada. Ini untuk segala bentuk antisipasi yang sering terjadi," ucap dia.

Heru menjelaskan kemacetan pada ruas tol biasa terjadi. Namun dapat diatasi bila adanya sinergisitas antara pengguna jalan yang mengikuti aturan dengan petugas loket.

Pada dasarnya kemacetan ini seharusnya hanya terjadi pada area menuju tempat peristirahatan. Dikarenakan satu ruas jalan digunakan untuk jalur masuk ke lokasi setempat.

"Untuk itu masih ada dua ruas jalan, sehingga laju kendaraan akan tidak seimbang atau balance. Dalam hal ini tentu perlunya kesadaran bersama," Heru memungkas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya