Cuci Steam Berisiko Kikis Lapisan Anti Karat Mobil

Cuci steam berpotensi mengikis lapisan anti karat yang menempel di bodi mobil.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 01 Mar 2017, 17:00 WIB
Gadis-gadis ini dengan cekatan dan terampil mengusap mobil dan menyemprotkan air menggunakan alat steam.

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan lapisan anti karat pada kendaraan khususnya mobil memang telah banyak diterapkan pabrikan otomotif di Indonesia. Namun demikian, Manager Marketing PT Terang Parts Indonesia (Protera Protection) Eric Maximilliam menyatakan, aplikasi anti karat juga bisa hilang khasiatnya.

Kata dia, salah satu cara hilannya keampuhan anti karat karena proses pencucian, terutama jika menggunakan alat steam yang terlalu sering.


"Karena cuci steam itu tekanan airnya sangat kencang. Batu saja bisa terbang kalau kesemprot, kena badan juga sakit, apalagi ini lapisan anti karat yang cuma nempel di besi," ungkap Eric saat ditemui Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, setebal apapun lapisan anti karat, jika terkena daya tekanan air sangat kencang, itu bisa menipiskan dan mengikis lapisan anti karat.

Jika anti karat rontok, sebagai gejala karat pertama kali yaitu munculnya bintik-bintk kuning. Lain halnya, jika perawatan anti karat telah dilakukan, meski terkena hujan dan melewati banjir itu tidak masalah.‎

"Batasan umur anti karat beda-beda, kalau di Protera itu bisa delapan tahun, kami kasih garansi lima tahun, dan per tiap tahun ada inspeksi ulang," ujarnya.

‎"Menurut saya penting pakai anti karat. Saya juga merasain dulu mobil saya.‎ Anggap saya orang awam dan tidak tahu, buat apa anti karat tambahan? Dan ternyata, pas saya lihat dari service itu sudah ada karatan. Jadi tidak menutup kemungkinan mobil dari showroom engga bakalan karatan, jadi harus antisipasi pakai anti karat lagi," pungkasnya.‎

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya