Staf Khusus Presiden Ajak Pemuda Jadi Agen Toleransi

Terkait ancaman hoax yang dapat memecah belah bangsa, Diaz mengingatkan bahaya itu mengancam seluruh elemen bangsa.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 07 Feb 2017, 07:45 WIB
Seorang anak melihat puluhan cap telapak tangan Tolerun 2016 di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (20/11). Ratusan orang berlari merayakan toleransi keberagaman dalam Tolerun 2016. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Staf khusus Presiden Joko Widodo, Diaz Hendropriyono menerima kunjungan Ketua Umum Komunitas Banteng Muda (KBM) Banyu Biru Djarot di gedung Sekretariat Negara, Jakarta. Dalam audiensi itu, Diaz ingin mengajak pemuda menjadi agen toleransi.

Suasana dialog berlangsung santai. Banyak topik kepemudaan dan kebangsaan yang dibahas. Terkait ancaman hoax yang dapat memecah belah bangsa, Diaz mengingatkan bahaya itu mengancam seluruh elemen bangsa.

"Jangan salah, yang termakan hoax itu bukan hanya masyarakat kelas bawah saja. Kalangan menengah atas juga dapat terpengaruh," ujar Diaz, Senin (7/2/2017).

Contohnya, lanjut dia, kasus penembakan di sebuah toko pizza di Washington DC yang dilakukan seorang warga kulit putih yang religius dan cukup baik pendidikannya. Itu terjadi setelah membaca berita hoax dari media online tentang restoran yang diduga dimiliki Hillary Clinton dan melakukan praktik eksploitasi anak.

Karena itu ia mendukung KBM untuk bisa menyuarakan pentingnya verifikasi sebuah substansi sebelum menyebar berita hoax tersebut. Untuk menjadi agen perubahan ia menilai harus juga dapat menjaga nilai fundamental agar tidak berubah, sehingga perubahan ke arah yang benar bisa terus dijalankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya