Usut Dugaan Penyelundupan Senjata, Polri Kirim Tim ke Sudan

Kapolri membantah jika pasukan perdamaian Indonesia melakukan penyeludupan senjata dan amunisi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jan 2017, 14:32 WIB
Kapolri Jenderal Tito Karnavian

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan tim Polri akan berangkat ke Sudan Rabu malam ini.  Kedatangan tim dari Polri untuk mendalami kasus penyelundupan senjata dan amunisi yang diduga dilakukan pasukan perdamaian Indonesia (Formed Police Unit/FPU) VIII di Bandara Al-Fashir, Sudan.

"Yang jelas akan kita kirim tim, malam ini akan berangkat ke sana memberi bantuan hukum, koordinasi dengan pemerintah setempat, termasuk dengan PBB maupun otoritas Sudan," ujar Tito Karnavian di sela Rapat Pimpinan (Rapim) Polri tahun 2017 di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Tito pun membantah jika pasukan perdamaian Indonesia melakukan penyeludupan senjata dan amunisi.  Menurut dia, 10 koper yang berisi berbagai senjata dan amunisi yang ditemukan petugas bandara Sudan bukan milik Polri.

"Karena sebelumnya koper-koper sudah diperiksa sebanyak 141 koli sebelum berangkat ke bandara pada tgl 19 Januari 2017. Itu sudah masuk ke dalam kontainer," kata Tito.

Tito mengungkap bahwa pada 21 Januari 2017 (20 Januari waktu Sudan), pasukan perdamaian Indonesia berangkat ke bandara dan kontainernya dihitung termasuk isinya. Jumlah koper tetap sama, yaitu sebanyak 141.

"Barang itu keluar masuk bandara lewat 'x-ray' sampai di ruang tunggu umum. Di ruang tunggu umum itu baru 30 koper yang masuk dan koper itu semua ada identitasnya, FPU Indonesia," jelas dia.

Berjarak 10 meter dari komper milik FPU Indonesia, terdapat 10 koper tanpa identitas dan bentuknya berbeda dengan koper milik tim Polri.

"Itu tempat umum, 10 koper itu ditanya milik siapa dan dijawab petugas Indonesia bukan milik kita. Milik kita totalnya 141," jelas Kapolri.

Selanjutnya petugas bandara langsung memasukkan tas-tas tersebut ke x-ray dan ditemukan 100 senjata berbagai macam serta amunisi. "Petugas kita menyangkal, itu bukan milik kita karena jumlahnya 141 dan tempatnya beda," terang Tito.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya