Seperti Ini Serangan Jantung Akibat Patah Hati

Jangan menyepelekan patah hati, hal ini bisa menjadi serangan jantung yang mampu merenggut nyawa.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Jan 2017, 11:00 WIB
Patah hati bisa membuat seseorang meninggal.

Liputan6.com, Jakarta Kematian karena patah hati mungkin terdengar seperti suatu kisah karangan Shakespeare yang dramatis. Namun Anda jangan menyepelekan patah hati, karena hal itu ternyata memang benar-benar bisa menyebabkan kematian, menurut salah satu ahli jantung.

Patah hati merupakan sindrom yang sangat nyata. Hal ini bisa menyebabkan serangan jantung yang sering membuat pasien kolaps, merasa sesak napas, dan menderita nyeri dada.

Hal ini dapat disebabkan kehilangan seseorang atau berkaitan peristiwa stres lainnya. Misal, perdebatan, putus cinta, atau stres karena urusan keuangan. Dr Lawrence Philips mengatakan, sindrom patah hati ini disebut Takotsubo cardiomyopathy.

"Sindrom ini, kami melihatnya pada orang yang berada dalam kondisi stres. Jantung tidak berdetak normal. Tindakan pertama adalah untuk mengetahui apakah serangan jantung akibat dari penyumbatan umum," kata Lawrence, sesuai ditulis Metro, Sabtu (14/1/2017).

Pasien biasanya pulih dari sindrom lebih banyak wanita dibandingkan laki-laki.

"Kami harus sangat agresif menggunakan obat untuk memperkuat jantung dan memberikan waktu bagi jantung untuk memperbaiki diri," tambahnya.

British Heart Foundation mengatakan, kasus Takotsubo cardiomyopathy pertama kali dilaporkan di Jepang pada tahun 1990.

Kata Takotsubo berarti gurita pot (pot octopus) dalam bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan ventrikel kiri jantung yang berubah menjadi bentuk yang sama mirip pot. Fungsi bagian tersebut bertugas mengembangkan leher kecil dan putaran leher di bawahnya.

Gejala utama Takotsubo cardiomyopathy berupa nyeri dada, sesak napas, mirip dengan serangan jantung. Dalam beberapa kasus, orang mungkin juga menderita jantung berdebar, mual dan muntah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya