Hadapi Pelemahan Ekonomi Global, Pemerintah Fokus 2 Hal

Dalam situasi seperti ini, sulit bagi ekonomi banyak negara untuk bisa tumbuh tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jan 2017, 17:00 WIB

Liputan6.com, Malang - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian [Darmin Nasution ]( 2743801 "")menyatakan, dalam 2 tahun terakhir ekonomi global berada dalam situasi yang sulit. Namun beruntungnya Indonesia tidak terseret terlalu dalam pada situasi tersebut.

Menurut dia, dalam situasi seperti ini, sulit bagi ekonomi banyak negara untuk bisa tumbuh tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, investasi pun turut meredup seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

"2 tahun ini kita semua tahu ekonomi dunia betul-betul bermasalah, melambat, sakit, sampai sekarang belum sembuh. Sehingga pemerintah punya tema besarnya jangan ikut terseret ke dalam pusaran perlambatan ini. Yang dilakukan undang investasi, tapi dalam situasi ini juga tidak mudah karena orang (investor) berpikir mau dijual ke mana‎ (produknya)," ujar dia di Malang, Jawa Timur, Kamis (5/1/2017).

Dalam situasi seperti ini, lanjut Darmin, maka fokus pemerintah adalah membenahi dua bidang, yaitu infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Indonesia dinilai telah tertinggal sangat jauh dalam dua hal ini sehingga perlu segera melakukan pembenahan.

"Maka yang dilakukan adalah bangun infrastruktur, karena itu kita yang paling ketinggalan. Kenapa ‎infrastruktur? Karena dalam ilmu ekonom dinama yang namanya non-tradeble good itu tidak perlu pusing jual kemana. Dia fondasi pendukung lahirnnya kegiatan ekonomi," dia menambahkan.

Selain infrastruktur, bidang yang juga akan dibenahi pemerintah yaitu SDM yang juga jauh tertinggal. Sebagai gambaran, sebagian besar pekerja di Indonesia hanya lulusan Sekolah Dasar (SD).

"(SDM) itu juga parah. 42 persen orang yang bekerja pendidikan paling tinggi SD. Jadi tidak bisa diharapkan suatu perubahan yang besar dalam situasi ini," tandas dia.(Dny/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya