Garap Kilang Cilacap, Pertamina-Saudi Aramco Bentuk Usaha Bersama

Pengembangan kilang Cilacap akan membutuhkan dana US$ 5 miliar atau Rp 65 triliun, dengan perkiraan target selesai di 2021.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Des 2016, 15:45 WIB
Pengembangan kilang Cilacap akan membutuhkan dana US$ 5 miliar atau Rp 65 triliun, dengan perkiraan target selesai di 2021.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco membentuk perusahaan gabungan (Joint Venture) untuk mengembangkan fasilitas pengolahan minyak (kilang) di Cilacap, Jawa Tengah.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, pembentukan joint venture menandai adanya kerjasama lebih pasti antara Pertamina dan Saudi Aramco terkait pembangunan kilang. Ini juga tindak lanjut dari rencana kedua perusahaan yang telah dipupuk sejak 2014.

"Kelanjutan proses dari Desember 2014, kita waktu itu. Kita lakukan joint study tahun lalu, untuk kilang Cilacap lalu kita lanjutkan pembahasan untuk bangun kerja sama lebih real yang di tandatangani joint venture pada hari ini," kata Dwi, usai menandatangani kesepakatan joint venture, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Menurut Dwi, setelah membentuk perusahaan gabungan, langkah berikutnya adalah mempersiapkan desain dasar kilang (Basic Enginering Desain/BED), yang ditargetkan selesai Februari 2017.

"Kita melangkah lanjut dengan membentuk organisasi real untuk kerja sama proyek kilang Cilacap ke depan. Saat yang sama, kita lakukan persiapan untuk proyek ini BED dikerjakan," tutur‎ Dwi.

Dwi mengungkapkan, ‎setelah BED sesuai dengan Studi Kelayakan, kemudian dilanjutkan ke tahap Front Enginering Desain (FED). Pengembangan kilang Cilacap akan membutuhkan dana US$ 5 miliar atau Rp 65 triliun, dengan perkiraan target selesai di 2021, lebih cepat dari rencana awal 2022.

‎"Awalnya target selesai 2022. Tapi rapat terakhir challenge tim sama-sama berkomitmen untuk selesai di 2021," tutup Dwi. (Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya